28 Februari 2015
Hari biasa Pekan I Prapaskah (U)
Bacaan I: Ulangan 26:16-19
16 "Pada hari ini TUHAN, Allahmu, memerintahkan engkau melakukan ketetapan dan peraturan ini; lakukanlah semuanya itu dengan setia, dengan segenap hatimu dan segenap jiwamu.
17 Engkau telah menerima janji dari pada TUHAN pada hari ini, bahwa Ia akan menjadi Allahmu, dan engkau pun akan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya dan berpegang pada ketetapan, perintah serta peraturan-Nya, dan mendengarkan suara-Nya.
18 Dan TUHAN telah menerima janji dari padamu pada hari ini, bahwa engkau akan menjadi umat kesayangan-Nya, seperti yang dijanjikan-Nya kepadamu, dan bahwa engkau akan berpegang pada segala perintah-Nya,
19 dan Ia pun akan mengangkat engkau di atas segala bangsa yang telah dijadikan-Nya, untuk menjadi terpuji, ternama dan terhormat. Maka engkau akan menjadi umat yang kudus bagi TUHAN, Allahmu, seperti yang dijanjikan-Nya."
16 "Pada hari ini TUHAN, Allahmu, memerintahkan engkau melakukan ketetapan dan peraturan ini; lakukanlah semuanya itu dengan setia, dengan segenap hatimu dan segenap jiwamu.
17 Engkau telah menerima janji dari pada TUHAN pada hari ini, bahwa Ia akan menjadi Allahmu, dan engkau pun akan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya dan berpegang pada ketetapan, perintah serta peraturan-Nya, dan mendengarkan suara-Nya.
18 Dan TUHAN telah menerima janji dari padamu pada hari ini, bahwa engkau akan menjadi umat kesayangan-Nya, seperti yang dijanjikan-Nya kepadamu, dan bahwa engkau akan berpegang pada segala perintah-Nya,
19 dan Ia pun akan mengangkat engkau di atas segala bangsa yang telah dijadikan-Nya, untuk menjadi terpuji, ternama dan terhormat. Maka engkau akan menjadi umat yang kudus bagi TUHAN, Allahmu, seperti yang dijanjikan-Nya."
Injil: Matius 5:43-48
43 Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu.
44 Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.
45 Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar.
46 Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian?
47 Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allah pun berbuat demikian?
48 Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna."
43 Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu.
44 Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.
45 Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar.
46 Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian?
47 Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allah pun berbuat demikian?
48 Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna."
RENUNGAN
“Engkau telah menerima janji dari pada Tuhan pada hari ini, bahwa Ia akan menjadi Allahmu, dan engkau pun akan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya dan berpegang pada ketetapan, perintah serta peraturan-Nya, dan mendengarkan suara-Nya” (Ul 26:17).
Bacaan dari Kitab Ulangan, mengajak kita untuk melakukan segala sesuatu dengan setia, dengan segenap hati, dan dengan segenap jiwa kita secara pribadi. Bacaan ini sangat menggugah hati saya. Begitu sulit melakukan sesuatu yang dilandasi kesetiaan. Tuhan adalah pribadi yang setia. Tuhan telah memenuhi janji-Nya bahwa Ia akan menjadi Allah kita (bdk. Ul. 26:17), dan kita akan menjadi umat kesayangan-Nya (bdk. Ul. 26:18). Tetapi, bagaimana dengan kenyataan yang ada? Apakah kita telah memenuhi janji kita kepada Allah?
Kita sebagai manusia lemah, terlebih khusus orang muda, terkadang hanya tahu menuntut, menuntut, dan menuntut apa yang kita inginkan. Pada umumnya, kita berdoa kepada Tuhan, ketika kita sedang membutuhkan. Kita berdoa hanya pada saat sedang mengalami kesulitan. Apakah kita pernah berpikir bahwa Tuhan itu tidak adil? Di saat Tuhan tidak mengabulkan doa kita, apakah kita masih ingin hidup menurut jalan-Nya, berpegang pada ketetapan, perintah serta peraturan-Nya, atau pun mendengarkan suara-Nya? Apakah kita masih ingin berdoa kepada-Nya?
Kawanku, sangat jarang dari antara kita yang tetap bersyukur, meskipun Allah tidak mengabulkan doa kita. Allah ingin melihat bagaimana usaha kita. Allah ingin melihat, apakah kita masih setia kepada-Nya, meskipun Ia terkadang tidak mengabulkan doa kita. Ingat sobat, Allah tahu yang kita butuhkan. Allah tahu apa yang kita inginkan. Tetapi, Allah punya rencana-Nya sendiri, yang pastinya terbaik untuk kita, walau terkadang sulit untuk kita terima. Hiduplah menurut jalan yang ditunjukkan Allah, agar kita menjadi umat kesayangan-Nya. Allah telah menyatakan diri-Nya dalam pribadi Yesus Kristus kepada kita dan tentunya untuk keselamatan kita. Hal ini terpancar dalam Wahyu Allah. Sekarang, tugas kita ialah menanggapi tanda yang diberikan Allah, dalam bentuk iman yang teguh kepada-Nya dan melakukan perbuatan baik dengan setia, dengan segenap hati, dan dengan segenap jiwa. Mungkin hal kecil yang dapat kita lakukan dalam masa Prapaskah ini ialah bertobat dan menyesali dosa-dosa kita.
Orang muda, jikalau dalam bacaan pertama kita diajak untuk setia, bacaan Injil hari ini mengajak kita untuk mengasihi. Kita tahu bahwa ajaran yang utama dalam Kitab Suci ialah cinta kasih. Saya ingin menceritakan sebuah kisah. Ada seorang bapak. Beliau hidup sederhana dengan istri dan keempat anaknya. Beliau meniti kariernya mulai dari awal hingga ia dapat berhasil. Ia adalah seorang yang tangguh, jujur, pekerja keras, dan tidak sombong. Ia tak pernah melupakan Tuhan dalam hidupnya. Ia aktif dalam hidup menggereja. Karena ia bekerja dengan jujur, sang bos memberikan jabatan yang baik kepadanya dalam perusahaan. Suatu ketika, rekan kerjanya merencanakan dan melakukan sesuatu yang tidak baik kepada beliau, sehingga pada akhirnya ia jatuh sakit. Di masa sakitnya, ia tidak pernah mengeluh atau menyalahkan siapa pun. Rekan kerjanya merasa iri hati dan tidak suka dengan apa yang beliau lakukan. Tetapi, apakah yang kita lakukan jika berada di posisi bapak tersebut? Jika saya menjadi beliau, mungkin saya akan balas dendam. Atau mungkin saja saya mendoakan hal-hal yang buruk kepada rekan kerja saya. Tahukah Anda apa yang bapak ini lakukan? Ia selalu berdoa kepada Tuhan. Ia tidak pernah merasa dendam kepada rekan kerjanya itu, meskipun pada akhirnya beliau harus mengakhiri hidupnya di dunia ini dan kembali kepada Bapa di surga. Beliau adalah ayah saya.
Demikian halnya dalam bacaan Injil hari ini, “Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu”. Baiklah kita hidup menurut sabda Allah. Saya mengingat perkataan dosen saya, yang kurang lebih mengatakan bahwa sekecil apapun kita, meskipun kita ini minoritas, tetapi jika kita konsisten dengan apa yang kita imani sebagai orang Kristiani, yakin dan percaya kita bisa menjadi terang bagi sesama.
“Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.”
Ya Tuhan yang setia, bantulah kami untuk selalu saling mengasihi dengan setia, dengan segenap hati, dan dengan segenap jiwa kami. Amin.
[BCO]