Jesus Our Yearning!

5 September 2015

Hari biasa (H)


Bacaan Pertama
Kol 1:21-23

"Allah telah mendamaikan kalian, agar kalian ditempatkan di hadapan-Nya dalam keadaan kudus dan tak bercela."

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Kolose:

Saudara-saudara, kalian dahulu hidup jauh dari Allah,
dan memusuhi Dia dalam hati dan pikiran
seperti terbukti dalam perbuatanmu yang jahat.
Oleh wafat Kristus
sekarang kalian didamaikan Allah dalam tubuh jasmani Kristus
agar kalian ditempatkan di hadapan-Nya dalam keadaan kudus,
tak bercela dan tak bercacat.
Sebab itu kalian harus bertekun dalam iman,
tetap teguh dan tidak goncang.
Janganlah kalian mau dijauhkan dari pengharapan Injil
yang telah kalian dengar
dan telah dikabarkan di seluruh alam di bawah langit;
dan aku, Paulus, telah menjadi pelayannya.

Demikianlah sabda Tuhan.


Mazmur Tanggapan
Mzm 54:3-4.6.8 | R:6a

Allahlah penolongku.

*Ya Allah, selamatkanlah aku karena nama-Mu,
berilah keadilan kepadaku karena keperkasaan-Mu!
Ya Allah, dengarkanlah doaku,
berilah telinga kepada ucapan mulutku!

*Sesungguhnya, Allah adalah penolongku;
Tuhanlah yang menopang aku.
Dengan rela hati aku akan mempersembahkan kurban kepada-Mu.
Aku akan bersyukur sebab baiklah nama-Mu, ya Tuhan.


Bait Pengantar Injil
Yoh 14:6

Akulah jalan, kebenaran dan sumber kehidupan, sabda Tuhan.
hanya melalui Aku orang sampai kepada Bapa.


Bacaan Injil
Luk 6:1-5

"Mengapa kalian melakukan sesuatu 
yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat?"

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Pada suatu hari Sabat,
Yesus dan murid-murid-Nya berjalan di ladang gandum.
Para murid memetik bulir-bulir gandum,
menggisarnya dengan tangan, lalu memakannya.
Tetapi beberapa orang Farisi berkata,
"Mengapa kalian melakukan sesuatu
yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat?"
Maka Yesus menjawab, "Tidakkah kalian baca
apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan para pengikutnya lapar?
Ia masuk ke dalam rumah Allah dan mengambil roti sajian.
Roti itu dimakannya dan diberikannya kepada para pengikut-Nya.
Padahal roti itu tidak boleh dimakan, kecuali oleh para imam."

Dan Yesus berkata lagi,
"Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat."

Demikianlah sabda Tuhan.


Renungan

“Kata Yesus lagi kepada mereka: “Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat.”

(Luk. 6:5)

Damai Bersamamu
Weekend telah tiba…
Hai guys, apakah kalian punya musuh? Ataukah teman-teman semua cinta damai dan tidak ingin hidup bermusuhan? Pasti kebanyakan dari antara kita pernah memiliki hubungan yang kurang baik dengan orang lain, termasuk saya.

Sewaktu saya menjadi pengurus OSIS di SMA, program pertama yang harus pengurus laksanakan ialah prom night untuk kakak kelas XII, dan kebetulan saya yang menjadi ketua panitia pelaksana. Saat itu, panitia berusaha memberikan yang terbaik untuk program yang satu ini, karena bisa dikatakan kalau prom night adalah salah satu program unggulan setiap tahunnya. Saya berusaha untuk selalu mengkoordinir teman-teman panitia untuk bisa bekerja semaksimal mungkin untuk menyukseskan kegiatan ini. Agar tidak ada pihak yang merasa dikecewakan, teman-teman dari panitia acara bertanya kepada senior, kira-kira dresscode apa yang mereka inginkan untuk dipakai saat prom night nanti. Ada yang bilang batik modern, hmm ada juga yang berpendapat untuk tampil formal, mungkin pakai gaun untuk putri dan kemeja serta jas untuk putranya.

Yapp! Pro dan kontra pun muncul ke permukaan. Ada senior yang tidak suka dengan cara saya. Saya tidak tahu apa alasannya. Info tersebut pun saya peroleh dari teman dekat saya. Saya merasa sedang dalam kondisi yang “tidak baik-baik saja”. Secara pribadi, saya merasa tidak ada damai dengan mereka. Perasaan yang sangat tidak mengenakkan. Terkadang ketika sementara belajar, saya teringat dengan perkataan-perkataan yang mampu menjatuhkan saya. Saya selalu bertanya-tanya, “Tuhan, apa salah saya?” 

Kisah di atas mungkin cukup menggambarkan bagaimana jika kita tidak hidup dalam damai bersama orang lain. Sama halnya dengan bacaan hari ini dari Surat Rasul Paulus kepada jemaat d Kolose, di mana jemaat dulunya jauh dari Allah, bahkan memusuhi-Nya. Tidak ada damai di antara mereka. Allah tidak meninggalkan mereka, meskipun mereka telah berbuat demikian terhadap Allah. Allah justru mendamaikan mereka melalui kematian Putera-Nya, Yesus Kristus, di kayu salib. Allah sungguh baik!

Teman-teman terkasih, ketika Anda berselisih paham dengan sesama, apakah Anda akan mempertahankan pendapat Anda? Mungkin saja pendapat yang Anda utarakan benar, tetapi bisa juga keliru. Kisah Injil hari ini secara tidak langsung memperlihatkan bahwa orang Farisi juga bertentangan dengan Yesus berkenaan dengan tindakan para murid yang memetik gandum pada hari Sabat. Orang Farisi selalu mencari kesalahan Yesus. Belajar dari orang Farisi, kita jangan menganggap diri selalu benar. Kita perlu belajar dari kesalahan. Teman-teman bukan Tuhan yang Mahasempurna. Kita hanya manusia ciptaan Tuhan yang mudah jatuh ke dalam dosa, dan itu manusiawi. Nah, satu hal yang mampu membuat kita menjadi tidak berdamai dengan sesama ialah ketika kita selalu menganggap diri benar dan orang lain selalu salah. Semoga kita semua bisa menyadari hal itu.

Tuhan Yesus, damaikanlah kami dengan diri kami sendiri dan dengan sesama di sekitar kami. Amin

[BCO]