Jesus Our Yearning!

6 Maret 2015

Hari biasa Pekan II Prapaskah (U)

Bacaan I: Kej 37:3-4,12-13a,17b-28
3 Israel lebih mengasihi Yusuf dari semua anaknya yang lain, sebab Yusuf itulah anaknya yang lahir pada masa tuanya; dan ia menyuruh membuat jubah yang maha indah bagi dia.
4 Setelah dilihat oleh saudara-saudaranya, bahwa ayahnya lebih mengasihi Yusuf dari semua saudaranya, maka bencilah mereka itu kepadanya dan tidak mau menyapanya dengan ramah.
12 Pada suatu kali pergilah saudara-saudaranya menggembalakan kambing domba ayahnya dekat Sikhem.
13a Lalu Israel berkata kepada Yusuf: "Bukankah saudara-saudaramu menggembalakan kambing domba dekat Sikhem?
17b Lalu kata orang itu: "Mereka telah berangkat dari sini, sebab telah kudengar mereka berkata: Marilah kita pergi ke Dotan." Maka Yusuf menyusul saudara-saudaranya itu dan didapatinyalah mereka di Dotan.
18 Dari jauh ia telah kelihatan kepada mereka. Tetapi sebelum ia dekat pada mereka, mereka telah bermufakat mencari daya upaya untuk membunuhnya.
19 Kata mereka seorang kepada yang lain: "Lihat, tukang mimpi kita itu datang!
20 Sekarang, marilah kita bunuh dia dan kita lemparkan ke dalam salah satu sumur ini, lalu kita katakan: seekor binatang buas telah menerkamnya. Dan kita akan lihat nanti, bagaimana jadinya mimpinya itu!"
21 Ketika Ruben mendengar hal ini, ia ingin melepaskan Yusuf dari tangan mereka, sebab itu katanya: "Janganlah kita bunuh dia!"
22 Lagi kata Ruben kepada mereka: "Janganlah tumpahkan darah, lemparkanlah dia ke dalam sumur yang ada di padang gurun ini, tetapi janganlah apa-apakan dia" -- maksudnya hendak melepaskan Yusuf dari tangan mereka dan membawanya kembali kepada ayahnya.
23 Baru saja Yusuf sampai kepada saudara-saudaranya, mereka pun menanggalkan jubah Yusuf, jubah maha indah yang dipakainya itu.
24 Dan mereka membawa dia dan melemparkan dia ke dalam sumur. Sumur itu kosong, tidak berair.
25 Kemudian duduklah mereka untuk makan. Ketika mereka mengangkat muka, kelihatanlah kepada mereka suatu kafilah orang Ismael datang dari Gilead dengan untanya yang membawa damar, balsam dan damar ladan, dalam perjalanannya mengangkut barang-barang itu ke Mesir.
26 Lalu kata Yehuda kepada saudara-saudaranya itu: "Apakah untungnya kalau kita membunuh adik kita itu dan menyembunyikan darahnya?
27 Marilah kita jual dia kepada orang Ismael ini, tetapi janganlah kita apa-apakan dia, karena ia saudara kita, darah daging kita." Dan saudara-saudaranya mendengarkan perkataannya itu.
28 Ketika ada saudagar-saudagar Midian lewat, Yusuf diangkat ke atas dari dalam sumur itu, kemudian dijual kepada orang Ismael itu dengan harga dua puluh syikal perak. Lalu Yusuf dibawa mereka ke Mesir.

Mzm 105:16-17,18-19,20-21 | R: 5a

Ingatlah perbuatan-perbuatan ajaib yang dilakukan-Nya

16 Ketika Ia mendatangkan kelaparan ke atas negeri itu, dan menghancurkan seluruh persediaan makanan, 17 diutus-Nyalah seorang mendahului mereka: Yusuf, yang dijual menjadi budak.

18 Mereka mengimpit kakinya dengan belenggu, lehernya masuk ke dalam besi, 19 sampai saat firman-Nya sudah genap, dan janji TUHAN membenarkannya.

20 Raja menyuruh melepaskannya, penguasa bangsa-bangsa membebaskannya. 21 Dijadikannya dia tuan atas istananya, dan kuasa atas segala harta kepunyaannya,

Injil: Mat 21:33-43,45-46
33 "Dengarkanlah suatu perumpamaan yang lain. Adalah seorang tuan tanah membuka kebun anggur dan menanam pagar sekelilingnya. Ia menggali lobang tempat memeras anggur dan mendirikan menara jaga di dalam kebun itu. Kemudian ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap lalu berangkat ke negeri lain.
34 Ketika hampir tiba musim petik, ia menyuruh hamba-hambanya kepada penggarap-penggarap itu untuk menerima hasil yang menjadi bagiannya.
35 Tetapi penggarap-penggarap itu menangkap hamba-hambanya itu: mereka memukul yang seorang, membunuh yang lain dan melempari yang lain pula dengan batu.
36 Kemudian tuan itu menyuruh pula hamba-hamba yang lain, lebih banyak dari pada yang semula, tetapi mereka pun diperlakukan sama seperti kawan-kawan mereka.
37 Akhirnya ia menyuruh anaknya kepada mereka, katanya: Anakku akan mereka segani.
38 Tetapi ketika penggarap-penggarap itu melihat anaknya itu, mereka berkata seorang kepada yang lain: Ia adalah ahli waris, mari kita bunuh dia, supaya warisannya menjadi milik kita.
39 Mereka menangkapnya dan melemparkannya ke luar kebun anggur itu, lalu membunuhnya.
40 Maka apabila tuan kebun anggur itu datang, apakah yang akan dilakukannya dengan penggarap-penggarap itu?"
41 Kata mereka kepada-Nya: "Ia akan membinasakan orang-orang jahat itu dan kebun anggurnya akan disewakannya kepada penggarap-penggarap lain, yang akan menyerahkan hasilnya kepadanya pada waktunya."
42 Kata Yesus kepada mereka: "Belum pernahkah kamu baca dalam Kitab Suci: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru: hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita.
43 Sebab itu, Aku berkata kepadamu, bahwa Kerajaan Allah akan diambil dari padamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu.
45 Ketika imam-imam kepala dan orang-orang Farisi mendengar perumpamaan-perumpamaan Yesus, mereka mengerti, bahwa merekalah yang dimaksudkan-Nya.
46 Dan mereka berusaha untuk menangkap Dia, tetapi mereka takut kepada orang banyak, karena orang banyak itu menganggap Dia nabi.

Renungan

"...Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru: hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita."
(Mat 21:2)

Blessing or blessing in disguise
Sumber gambar:
https://mettahu.wordpress.com/2014/02/16/blessings-in-disguise/
Teman-teman yang baik, apa kabar kalian hari ini? Mudah-mudahan kalian selalu dalam keadaan sehat dan penuh sukacita. Oya, jangan lupa ini adalah hari Jumat; hari di mana kita diajak melakukan puasa dan pantang. So, mari jalani kurban kita hari ini dengan ikhlas dan sungguh-sungguh, sebagai wujud pertobatan kita. Tak lupa juga mari kita sisihkan hasil dari puasa dan pantang kita hari ini untuk disumbangkan bagi saudara-saudari kita yang hidupnya tidak seberuntung diri kita. Ingat guys, kita berpuasa dan berpantang supaya teman-teman kita yang berkekurangan juga bisa makan, belajar di sekolah, serta memiliki hidup yang layak dan manusiawi. Itulah yang disebut Aksi Puasa Pembangunan (APP).
Bacaan-bacaan Kitab Suci yang kita renungkan hari ini bisa dikatakan memiliki jalan cerita yang mirip. Dalam bacaan I dikisahkan bahwa Yusuf dilemparkan ke dalam sumur oleh saudara-saudaranya, kemudian dijual kepada orang Ismael dan dibawa ke Mesir. Alasan mereka berbuat demikian sesungguhnya sederhana saja, yaitu saudara-saudara Yusuf merasa iri karena Bapa mereka nampak lebih mengasihi Yusuf ketimbang semua anaknya yang lain. Alasan lainnya, yaitu mereka jengkel karena Yusuf selalu menceritakan mimpi-mimpinya yang seolah-olah merendahkan saudara-saudaranya. Padahal mimpi-mimpi itu sesungguhnya merupakan cara Allah untuk mengungkapkan apa yang akan terjadi kepada Yusuf dan saudara-saudaranya di masa depan. Sebab jika kita membaca lanjutan cerita ini di dalam Kitab Suci, kita akan mengetahui bahwa Yusuf kelak akan menerima jabatan penting di istana Firaun, dan berkat jabatan itu ia berhasil menyelamatkan orang tua serta saudara-saudaranya dari ancaman kelaparan.
Jalan cerita tadi ternyata hampir serupa dengan apa yang dikisahkan dalam Injil hari ini, yaitu tentang tuan tanah yang membuka kebun anggur dan menyewakannya kepada penggarap-penggarap. Tapi mereka ternyata malah menolak untuk menyerahkan hasil dari kebun anggur tadi kepada si tuan tanah. Tidak hanya itu, mereka juga memukuli serta membunuh hamba-hamba serta anak dari tuan tanah dengan kejam, karena mereka serakah dan berniat untuk merampas kebun anggur itu. Namun sebagaimana kita tahu akhir dari cerita itu; keadilan ternyata tetap ditegakkan. Si tuan tanah itu datang dan membinasakan orang-orang jahat itu, kemudian ia menyewakan kebun anggurnya kepada penggarap-penggarap lain yang akan menyerahkan hasil kebun itu pada waktunya. Kunci untuk memahami Injil hari ini terletak dalam perkataan Yesus: "Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru: hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita" (Mat 21:2). Dalam perumpamaan tadi, Yesus digambarkan sebagai anak si tuan tanah. Dia adalah batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan, dalam artian bahwa Dia telah disingkirkan dan dibunuh oleh para penggarap yang jahat tadi. Namun Dia ternyata kemudian menjadi batu penjuru, dalam artian bahwa kematian Yesus malah dipakai Allah untuk membinasakan si jahat dan mendatangkan kebaikan bagi banyak orang yang bersedia menggarap kebun anggur itu dengan adil.
So, pesan apa yang bisa kita petik dari bacaan-bacaan Kitab Suci hari ini? Saya percaya bahwa bahwa di dalam hidup ini ada yang disebut sebagai blessing in disguise, atau berkat yang tersembunyi. Maksudnya, Tuhan seringkali menyembunyikan berkat-berkat-Nya di balik kesulitan atau tantangan yang kita hadapi. Sedangkan arti lainnya dari ungkapan tadi, yaitu bahwa Tuhan tidak jarang mengubah kesulitan yang kita alami menjadi suatu berkat yang jauh lebih besar dibandingkan dengan kesulitan itu sendiri. Semua itu terjadi karena Allah kita adalah Allah yang penuh kasih dan adil. Sebagai contoh, seandainya Allah tidak campur tangan ketika Yusuf dibuang oleh saudara-saudaranya, tentunya seluruh keluarga Yakub akan binasa akibat bencana kelaparan. Syukurlah, Allah telah memakai Yusuf sebagai alat menyelamatkan keluarga Israel. Demikian pula, seandainya Allah tidak campur tangan ketika Yesus disiksa dan disalibkan, pasti saat ini hidup kita amat menderita karena kita harus menanggung dosa-dosa kita sendiri. Namun Allah ternyata memakai sengsara dan wafat Yesus sebagai tebusan atas segala pelanggaran kita. Semua itu terjadi dari pihak Allah yang penuh kasih dan maha adil, suatu perbuatan ajaib di mata kita.
Di dalam hidup setiap hari, kita seringkali menghadapi tantangan, kesulitan, atau situasi tidak adil. Tapi daripada mengeluh dan menjalani hidup dengan pesimis, marilah kita ubah mindset atau pola pikir kita, sebab bisa jadi pengalaman itu akan menjadi suatu blessing in disguise bagi kita. Sedikit kesaksian yang bisa saya berikan: 
Seandainya ketika masih SD dan SMP dulu saya selalu diberi uang saku oleh orang tuaku, mungkin saat ini sebagai frater saya akan kesulitan untuk hidup ssederhana dan apa adanya. Seandainya saya dulu tidak berjumpa dengan beberapa teman yang bandel dan sering menyakiti hati, mungkin saat ini saya tidak akan pernah tahu apa yang disebut sebagai sikap sabar dan memaafkan. Maka terima kasih Tuhan, karena di balik peristiwa-peristiwa yang tidak mengenakkan itu, Engkau telah meyembunyikan begitu banyak berkat bagiku.
Salamat sa Diyos

[Wsn]