Jesus Our Yearning!

19 Juni 2015



Hari biasa (H)

Bacaan I: 2Kor 11:18.21b-30
18 Karena banyak orang yang bermegah secara duniawi, aku mau bermegah juga.
21b Tetapi jika orang-orang lain berani membanggakan sesuatu, maka aku pun -- aku berkata dalam kebodohan -- berani juga!
22 Apakah mereka orang Ibrani? Aku juga orang Ibrani! Apakah mereka orang Israel? Aku juga orang Israel. Apakah mereka keturunan Abraham? Aku juga keturunan Abraham!
23 Apakah mereka pelayan Kristus? -- aku berkata seperti orang gila -- aku lebih lagi! Aku lebih banyak berjerih lelah; lebih sering di dalam penjara; didera di luar batas; kerap kali dalam bahaya maut.
24 Lima kali aku disesah orang Yahudi, setiap kali empat puluh kurang satu pukulan,
25 tiga kali aku didera, satu kali aku dilempari dengan batu, tiga kali mengalami karam kapal, sehari semalam aku terkatung-katung di tengah laut.
26 Dalam perjalananku aku sering diancam bahaya banjir dan bahaya penyamun, bahaya dari pihak orang-orang Yahudi dan dari pihak orang-orang bukan Yahudi; bahaya di kota, bahaya di padang gurun, bahaya di tengah laut, dan bahaya dari pihak saudara-saudara palsu.
27 Aku banyak berjerih lelah dan bekerja berat; kerap kali aku tidak tidur; aku lapar dan dahaga; kerap kali aku berpuasa, kedinginan dan tanpa pakaian,
28 dan, dengan tidak menyebut banyak hal lain lagi, urusanku sehari-hari, yaitu untuk memelihara semua jemaat-jemaat.
29 Jika ada orang merasa lemah, tidakkah aku turut merasa lemah? Jika ada orang tersandung, tidakkah hatiku hancur oleh dukacita?
30 Jika aku harus bermegah, maka aku akan bermegah atas kelemahanku.

Mazmur 34:2-3.4-5.6-7 | R: 18b

TUHAN melepaskan orang benar dari segala kesesakannya

* 2 Aku hendak memuji TUHAN pada segala waktu; puji-pujian kepada-Nya tetap di dalam mulutku. 3 Karena TUHAN jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya dan bersukacita.

* 4 Muliakanlah TUHAN bersama-sama dengan aku, marilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya! 5 Aku telah mencari TUHAN, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan aku dari segala kegentaranku.

* 6 Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya, maka mukamu akan berseri-seri, dan tidak akan malu tersipu-sipu. 7 Orang yang tertindas ini berseru, dan TUHAN mendengar; Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya.

Injil: Mat 6:19-23
19 "Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya.
20 Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya.
21 Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.
22 Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu;
23 jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu.

Renungan

Selamat pagi !!! 
Di awal hari ini, sebelum kita kembali disibukkan dengan kegiatan harian kita masing-masing, mari sempatkan diri untuk merenungkan Firman Tuhan yang diambil dari Mat 6:19-23.
Injil pada hari Jumat ini, berisikan nasihat dan wejangan kepada kita manusia yang dalam kesehariannya hanya terfokus dalam upaya untuk mencari harta duniawi untuk kesejahteraan hidup kita di dunia. Tidak dapat dipungkiri bahwa harta duniawi pada zaman sekarang ini sudah menjadi prioritas utama dalam hidup. " Semua orang butuh duit !!! " atau "Di dunia ini kagak ada yang gratis !!! " kalimat seperti ini seringkali kita dengar apabila bukan hanya pada kondisi pembicaraan formal, pada situasi berbicara santai pun kalimat ini seringkali muncul sebagai reaksi dari kondisi perekonomian di dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Dalam sebuah kesempatan, saya berdiskusi dengan seorang OMK di media sosial Facebook. Rekan OMK itu memposting semacam sindiran tentang kondisi seseorang yang hanya datang ke gereja ketika sedang mengalami situasi mendesak atau sedang tertimpa masalah saja. Ketika membaca postingan tersebut saya tersentak. Sindiran tersebut menggelitik nurani saya, bahwa dalam beberapa situasi dan kondisi hidup sehari-hari, saya juga berperilaku seperti objek tersindir dalam postingan tersebut. Seringkali saya mengkambinghitamkan kegiatan maupun studi saya ketika saya tidak ke gereja. Terlalu banyak alasan tercipta saat kita memutuskan untuk tidak ke gereja. Sibuk inilah, itulah. Waktunya tabrakan lah, apalah. Namun pada kenyataannya??
Kutipan Injil hari ini, "Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya.
Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya." kutipan Injil hari ini, mengingatkan kita untuk tidak selalu terfokus pada proses kita menemukan harta duniawi. Harta dunia bersifat fana dan akan habis seiring dengan berjalannya waktu. Limpahan harta tidak selamanya menjanjikan kebahagiaan dalam hidup seseorang. Bahagia karena harta melimpah hanya sebagai pencitraan semata, kehidupan glamour dan bergelimang harta menjadi tujuan utama setiap orang pada zaman sekarang ini. Coba kita melompat jauh ke belakang, ke beberapa puluh abad yang lalu, dimana hidup membiara menjadi idaman setiap manusia. Menjadi satu dengan Kristus adalah sebuah bentuk kebanggaan dan kecintaan yang mendalam akan Tuhan. Pada masa itu, mereka hidup tidak dalam kegelimangan harta, namun mereka sangat bahagia menjalani hidup mereka dengan berdoa, bernyanyi, berkontemplasi dan mencapai persatuan sejati dengan Allah, sampai ada pula yang mendapat karunia stigmata, sebagai bentuk persembahan diri yang sepenuhnya kepada Allah. Mereka melakukannya karena mereka sadar dan tahu bahwa menjadi kaya di dalam iman adalah lebih penting daripada hanya sekedar kaya di hadapan sesama. Menjadi kaya di hadapan sesama, mendapat pujian dari sesamanya manusia. Sedangkan kaya di hadapan Tuhan, mendapat pujian dari atasan Agung kita, Allah Bapa. menurut kalian, mana yang lebih membahagiakan, mendapat pujian dari rekan kerja yang jabatannya setara dengan anda atau mendapat pujian daripada Boss besar atau CEO perusahaan anda??

Maka dari itu, teman-teman sekalian. Menjadi kaya di dunia adalah sama wajibnya dengan menjadi kaya di surga. semuanya harus seimbang, akankah kalian menduakan penciptaMu hanya dengan benda mati ? Jangan sampai kita dibutakan oleh harta dunia dan kita melupakan jati diri kita yang sebenarnya, sebagai mahkluk ciptaan Tuhan yang saling menjaga satu sama lain dan membangun kesejahteraan dalam hidup bersama.

Semoga renungan hari ini membantu kita dalam merefleksikan Injil hari ini. Selamat memulai hari. GBU ^_^



(AS)