Jesus Our Yearning!

31 Juli 2015

Peringatan wajib St Ignasius Loyola, Imam (P)

Bacaan I: Im 23:1.4-11.15-16.27.34b-37
1 TUHAN berfirman kepada Musa:
4 Inilah hari-hari raya yang ditetapkan TUHAN, hari-hari pertemuan kudus, yang harus kamu maklumkan masing-masing pada waktunya yang tetap.
5 Dalam bulan yang pertama, pada tanggal empat belas bulan itu, pada waktu senja, ada Paskah bagi TUHAN.
6 Dan pada hari yang kelima belas bulan itu ada hari raya Roti Tidak Beragi bagi TUHAN; tujuh hari lamanya kamu harus makan roti yang tidak beragi.
7 Pada hari yang pertama kamu harus mengadakan pertemuan kudus, janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan berat.
8 Kamu harus mempersembahkan korban api-apian kepada TUHAN tujuh hari lamanya; pada hari yang ketujuh haruslah ada pertemuan kudus, janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan berat."
9 TUHAN berfirman kepada Musa:
10 "Berbicaralah kepada orang Israel dan katakan kepada mereka: Apabila kamu sampai ke negeri yang akan Kuberikan kepadamu, dan kamu menuai hasilnya, maka kamu harus membawa seberkas hasil pertama dari penuaianmu kepada imam,
11 dan imam itu haruslah mengunjukkan berkas itu di hadapan TUHAN, supaya TUHAN berkenan akan kamu. Imam harus mengunjukkannya pada hari sesudah sabat itu.
27 "Akan tetapi pada tanggal sepuluh bulan yang ketujuh itu ada hari Pendamaian; kamu harus mengadakan pertemuan kudus dan harus merendahkan diri dengan berpuasa dan mempersembahkan korban api-apian kepada TUHAN.
34b "Pada hari yang kelima belas bulan yang ketujuh itu ada hari raya Pondok Daun bagi TUHAN tujuh hari lamanya.
35 Pada hari yang pertama haruslah ada pertemuan kudus, janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan berat.
36 Tujuh hari lamanya kamu harus mempersembahkan korban api-apian kepada TUHAN, dan pada hari yang kedelapan kamu harus mengadakan pertemuan kudus dan mempersembahkan korban api-apian kepada TUHAN. Itulah hari raya perkumpulan, janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan berat.
37 Itulah hari-hari raya yang ditetapkan TUHAN, yang harus kamu maklumkan sebagai hari pertemuan kudus untuk mempersembahkan korban api-apian kepada TUHAN, yaitu korban bakaran dan korban sajian, korban sembelihan dan korban-korban curahan, setiap hari sebanyak yang ditetapkan untuk hari itu,

Mazmur 81:3-4.5-6ab.10-11ab | R: 2a

Bersorak-sorailah bagi Allah

* 3 Angkatlah lagu, bunyikanlah rebana, kecapi yang merdu, diiringi gambus. 4 Tiuplah sangkakala pada bulan baru, pada bulan purnama, pada hari raya kita.

* 5 Sebab hal itu adalah suatu ketetapan bagi Israel, suatu hukum dari Allah Yakub. 6ab Sebagai suatu peringatan bagi Yusuf ditetapkan-Nya hal itu, pada waktu Ia maju melawan tanah Mesir.

* 10 Janganlah ada di antaramu allah lain, dan janganlah engkau menyembah kepada allah asing. 11ab Akulah TUHAN, Allahmu, yang menuntun engkau keluar dari tanah Mesir.

Injil: Mat 13:54-58
54 Setibanya di tempat asal-Nya, Yesus mengajar orang-orang di situ di rumah ibadat mereka. Maka takjublah mereka dan berkata: "Dari mana diperoleh-Nya hikmat itu dan kuasa untuk mengadakan mujizat-mujizat itu?
55 Bukankah Ia ini anak tukang kayu? Bukankah ibu-Nya bernama Maria dan saudara-saudara-Nya: Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas?
56 Dan bukankah saudara-saudara-Nya perempuan semuanya ada bersama kita? Jadi dari mana diperoleh-Nya semuanya itu?"
57 Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. Maka Yesus berkata kepada mereka: "Seorang nabi dihormati di mana-mana, kecuali di tempat asalnya sendiri dan di rumahnya."
58 Dan karena ketidakpercayaan mereka, tidak banyak mujizat diadakan-Nya di situ.


Renungan



ANTARA PENOLAKAN DAN TERLALU AKRAB

Selamat pagi !!!
Sebelum memulai aktivitas pada pagi hari di akhir bulan Juli ini, marilah kita bersama merenungkan Sabda Tuhan yang dikutip dari Injil Mat 13 : 54-58. Injil hari ini berkisah tentang Yesus yang datang kembali ke kota tempat asalNya dan kemudian mendapatkan penolakan disana bersama murid-muridNya. Hal yang perlu kita sadari dari kisah tersebut ialah, mengapa bisa Yesus ditolak ditempat dimana Dia merasa paling akrab? Dia di tolak ditempat dimana Dia menghabiskan masa kecilnya. Dia ditolak ditempat dimana Dia seharusnya disambut oleh setiap orang yang mengenal Dia. Mengapa terjadi? Karena kebanyakan daripada kita, di zaman sekarang ini lebih memikirkan tampilan fisik, asal muasal keluarga, bahkan uang kita tanpa kita sadari hal apa yang berusaha kita upayakan atau bawa. Maka dari itu, menjadi pewarta di tanah sendiri merupakan sebuah tantangan besar atau bahkan cobaan besar bagi para imam, sehingga jarang sekali para imam mendapatkan kesempatan untuk menjadi pewarta di tempat kelahirannya sendiri, oleh karena berbagai hal diatas. Tidak terima digembalakan karena si imam adalah anak orang miskin, orang apalah itulah. Fenomena ini terjadi ketika kita telah menjadi akrab pada suatu hal. Penghargaan pada barang yang baru dengan barang yang lama atau sering kita lihat pasti berbeda bukan? Bukan begitu? 
Kita menghargai seorang imam karena imam itu adalah orang baru, bila dibandingkan dengan seorang imam dari daerah kita pasti perlakuan yang kita berikan pasti berbeda, karena kita sudah terlalu sering melihatnya, maka semakin cepatlah kita menilai kualitas dari seseorang. kita selalu mengharapkan yang baru, tanpa sadar akan kualitas yang tergeletak bahkan jika itu disampingmu sekalipun. Karena setiap orang selalu menginginkan sesuatu yang baru. Karena kita telah teralihkan dengan hal yang baru sehingga kita melupakan hal yang lama akrab pada diri kita. oleh karena itu, Injil hari ini mengajarkan kepada kita untuk saling menghargai dan saling menerima karena kita sama-sama murid Allah bukannya melihat pekerjaan atau harta yang dimiliki. karena bukan dari asal usulnya yang kita lihat, apa yang dia inginkan berubah dan manfaat apa yang kelak terjadi pada diri kita itulah hal yang sangat penting untuk kita perhatikan.

Selamat menjalani hari. Tuhan berkati

AS

30 Juli 2015

Hari biasa (H)

Bacaan I: Kel 40:16-21.34-38
16 Dan Musa melakukan semuanya itu tepat seperti yang diperintahkan TUHAN kepadanya, demikianlah dilakukannya.
17 Dan terjadilah dalam bulan yang pertama tahun yang kedua, pada tanggal satu bulan itu, maka didirikanlah Kemah Suci.
18 Musa mendirikan Kemah Suci itu, dipasangnyalah alas-alasnya, ditaruhnya papan-papannya, dipasangnya kayu-kayu lintangnya dan didirikannya tiang-tiangnya.
19 Dikembangkannyalah atap kemah yang menudungi Kemah Suci dan diletakkannyalah tudung kemah di atasnya -- seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa.
20 Diambilnyalah loh hukum Allah dan ditaruhnya ke dalam tabut, dikenakannyalah kayu pengusung pada tabut itu dan diletakkannya tutup pendamaian di atas tabut itu.
21 Dibawanyalah tabut itu ke dalam Kemah Suci, digantungkannyalah tabir penudung dan dipasangnya sebagai penudung di depan tabut hukum Allah -- seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa.
34 Lalu awan itu menutupi Kemah Pertemuan, dan kemuliaan TUHAN memenuhi Kemah Suci,
35 sehingga Musa tidak dapat memasuki Kemah Pertemuan, sebab awan itu hinggap di atas kemah itu, dan kemuliaan TUHAN memenuhi Kemah Suci.
36 Apabila awan itu naik dari atas Kemah Suci, berangkatlah orang Israel dari setiap tempat mereka berkemah.
37 Tetapi jika awan itu tidak naik, maka mereka pun tidak berangkat sampai hari awan itu naik.
38 Sebab awan TUHAN itu ada di atas Kemah Suci pada siang hari, dan pada malam hari ada api di dalamnya, di depan mata seluruh umat Israel pada setiap tempat mereka berkemah.

Mazmur 84:3.4.5-6a.8a.11 | R: 2

R Betapa disenangi tempat kediaman-Mu, ya TUHAN semesta alam

* 3 Jiwaku hancur karena merindukan pelataran-pelataran TUHAN; hatiku dan dagingku bersorak-sorai kepada Allah yang hidup.

* 4 Bahkan burung pipit telah mendapat sebuah rumah, dan burung layang-layang sebuah sarang, tempat menaruh anak-anaknya, pada mezbah-mezbah-Mu, ya TUHAN semesta alam, ya Rajaku dan Allahku!

* 5 Berbahagialah orang-orang yang diam di rumah-Mu, yang terus-menerus memuji-muji Engkau. 6 Berbahagialah manusia yang kekuatannya di dalam Engkau!

* 8 Mereka berjalan makin lama makin kuat.

* 11 Sebab lebih baik satu hari di pelataran-Mu dari pada seribu hari di tempat lain; lebih baik berdiri di ambang pintu rumah Allahku dari pada diam di kemah-kemah orang fasik.

Injil: Mat 13:47-53
47 "Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama pukat yang dilabuhkan di laut, lalu mengumpulkan berbagai-bagai jenis ikan.
48 Setelah penuh, pukat itu pun diseret orang ke pantai, lalu duduklah mereka dan mengumpulkan ikan yang baik ke dalam pasu dan ikan yang tidak baik mereka buang.
49 Demikianlah juga pada akhir zaman: Malaikat-malaikat akan datang memisahkan orang jahat dari orang benar,
50 lalu mencampakkan orang jahat ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi.
51 Mengertikah kamu semuanya itu?" Mereka menjawab: "Ya, kami mengerti."
52 Maka berkatalah Yesus kepada mereka: "Karena itu setiap ahli Taurat yang menerima pelajaran dari hal Kerajaan Sorga itu seumpama tuan rumah yang mengeluarkan harta yang baru dan yang lama dari perbendaharaannya."
53 Setelah Yesus selesai menceriterakan perumpamaan-perumpamaan itu, Ia pun pergi dari situ.

Renungan



“Sebab awan TUHAN itu ada di atas Kemah Suci pada siang hari, dan pada malam hari ada api di dalamnya, di depan mata seluruh umat Israel pada setiap tempat mereka berkemah”

(Kel 40 :38)


“Sebab awan TUHAN itu ada di atas Kemah Suci pada siang hari, dan pada malam hari ada api di dalamnya, di depan mata seluruh umat Israel pada setiap tempat mereka berkemah”  (Kel 40 :38)Sebagai orang beriman kita patut berbangga karena mempunyai Allah yang setia. Hal ini terlukis dengan jelas bagaimana Allah senantiasa mendampingi bangsa Israel, siang maupun malam. Allah sangat dekat dan mengasihi bangsa Israel. Hal itu nampak melalui kemah mereka, diatas kemah  itu dinaungi awan dan kemuliaan Tuhan memenuhi Kemah Suci tersebut. Tidak sampai disitu saja Allah pun memberikan isyarat kepada bangsa Israel, bila awan itu naik dari atas kemah maka berangkatlah orang Israel dari setiap tempat mereka. Sebaliknya bila awan itu tidak naik maka mereka pun tidak berangkat sampai hari awan itu naik. Bacaan pertama ini Allah hadir melalui awan yang senantiasa menaungi mereka. Sedangkan bacaan Injil, Allah hadir dengan perumpamaan dan tema hari ini adalah tentang pukat. Jika kita mampu dengan setia mengandalkan Allah  pada perjalanan hidup kita dan setia mendengarkan serta melaksanakan perintah Allah maka kelak kita akan bersama denganNya dalam kemuliaan Allah disurga seperti ikan yang dimasukkan ke dalam pasu. Bila tidak maka kita akan dicampakkan ke dalam dapur api seperti ikan yang dibuang.
           
Sebagai anak-anakNya kita pun diajak Tuhan untuk meneladaniNya. Setia terhadap Allah baik disaat kita dalam suka maupun duka. Untuk menjadi setia kepadaNya tidaklah muda, membutuhkan pengorbanan yang ekstra. Begitu pun dengan jalan hidup kita yang berliku-liku, ada yang dengan mudah kita lalui dan ada pula yang sangat sulit kita lalui. Saat itulah kesetiaan kita akan naik level dan menjadi lebih dekat kepadaNya. Tetapi satu hal yang harus diyakini yaitu Allah selalu setia mendampingi kita di setiap pergumulan kita dan Yesus tak akan pernah memberikan cobaan melebihi kemampuan anak-anakNya. So, mari kita tetap setia pada Allah karena Ia yang telah memberikan segala sesuatunya pada saya dan anda. Selain itu mari kita mampu membaca tanda-tanda Allah melalui perumpamaanNya.

Bapa, hadirlah selalu dihati kami dan bantu kami untuk selalu setia kepadaMu. Ingatkan kami bila kami mulai jauh daripadaMu. Amin

(DRL)

 

29 Juli 2015

Peringatan wajib St Marta (P)

Bacaan I: Kel 33:24-39
29 Ketika Musa turun dari gunung Sinai -- kedua loh hukum Allah ada di tangan Musa ketika ia turun dari gunung itu -- tidaklah ia tahu, bahwa kulit mukanya bercahaya oleh karena ia telah berbicara dengan TUHAN.
30 Ketika Harun dan segala orang Israel melihat Musa, tampak kulit mukanya bercahaya, maka takutlah mereka mendekati dia.
31 Tetapi Musa memanggil mereka, maka Harun dan segala pemimpin jemaah itu berbalik kepadanya dan Musa berbicara kepada mereka.
32 Sesudah itu mendekatlah segala orang Israel, lalu disampaikannyalah kepada mereka segala perintah yang diucapkan TUHAN kepadanya di atas gunung Sinai.
33 Setelah Musa selesai berbicara dengan mereka, diselubunginyalah mukanya.
34 Tetapi apabila Musa masuk menghadap TUHAN untuk berbicara dengan Dia, ditanggalkannyalah selubung itu sampai ia keluar; dan apabila ia keluar dikatakannyalah kepada orang Israel apa yang diperintahkan kepadanya.
35 Apabila orang Israel melihat muka Musa, bahwa kulit muka Musa bercahaya, maka Musa menyelubungi mukanya kembali sampai ia masuk menghadap untuk berbicara dengan TUHAN.

Mazmur 99:5-7.9 | R: 9c

R Kuduslah TUHAN, Allah kita

* 5 Tinggikanlah TUHAN, Allah kita, dan sujudlah menyembah kepada tumpuan kaki-Nya! Kuduslah Ia! 6 Musa dan Harun di antara imam-imam-Nya, dan Samuel di antara orang-orang yang menyerukan nama-Nya. Mereka berseru kepada TUHAN dan Ia menjawab mereka. 7 Dalam tiang awan Ia berbicara kepada mereka; mereka telah berpegang pada peringatan-peringatan-Nya dan ketetapan yang diberikan-Nya kepada mereka.

* 9 Tinggikanlah TUHAN, Allah kita, dan sujudlah menyembah di hadapan gunung-Nya yang kudus! Sebab kuduslah TUHAN, Allah kita!

Injil: Luk 10:38-42
38 Ketika Yesus dan murid-murid-Nya dalam perjalanan, tibalah Ia di sebuah kampung. Seorang perempuan yang bernama Marta menerima Dia di rumahnya.
39 Perempuan itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya,
40 sedang Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata: "Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku."
41 Tetapi Tuhan menjawabnya: "Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara,
42 tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya."

Renungan


"Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku."


(Luk 10:40)

Marta dan MariaHari ini kita merayakan Pesta St Marta. Dia adalah saudari dari Maria dan Lazarus. Dari Injil kita tahu bahwa Yesus sangat mengasihi ketiga orang ini, bahkan Ia sering tinggal di rumah mereka.
Pada Pesta St Marta, Gereja sebenarnya menawarkan dua bacaan Injil yang bisa kita pilih secara bebas. Pertama, kisah Marta yang berbicara dengan Yesus, setelah Lazarus wafat (lih. Yoh 11:19-27). Kedua, kisah Marta dan Maria ketika menerima Yesus di rumah mereka, sebagaimana yang telah kita baca di atas (lih. Luk 10:38-42). Merenungkan kedua bacaan Injil yang ditawarkan Gereja pada hari ini, kita akan menemukan sesuatu yang khas dari sosok Marta, salah seorang pengikut setia Yesus yang paling awal.
Di satu pihak, Marta memiliki kepercayaan penuh kepada Yesus. Ketika Lazarus saudaranya wafat, ia mengungkapkan keyakinannya bahwa seandainya Yesus ada di situ sebelumnya, Lazarus pasti tidak akan mati (lih. Yoh 11:21). Selain itu ia juga percaya bahwa apapun yang diminta Yesus dari Bapa pasti akan dikabulkan (lih. Yoh 11:22). Sayangnya pemahaman Marta tentang Yesus masih keliru, karena ia masih belum percaya bahwa Yesus juga berkuasa atas maut dan memberikan kehidupan kembali. Itulah sebabnya Yesus perlu menegaskan kepada Marta, "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?" (Yoh 11:25-26) Marta memang tidak mengerti sepenuhnya apa yang dikatakan Yesus itu. Tapi Marta sungguh percaya kepada-Nya. Kepercayaan itulah yang melahirkan jawaban terkenal dari Marta, "Ya, Tuhan, aku percaya, bahwa Engkaulah Mesias, Anak Allah, Dia yang akan datang ke dalam dunia." (Yoh 11:27) Dari sudut pandang ini, kita bisa memahami mengapa Marta bisa menjadi santa atau orang kudus, yaitu sebab ia menaruh kepercayaan kepada Yesus, meskipun pemahamannya tentang Yesus masih sangat terbatas.
Di pihak lain, Marta merupakan pribadi yang tidak sempurna. Ia pun tidak terlepas dari dosa, kesalahan dan kelemahan. Hal tersebut paling jelas diperlihatkan dalam bacaan Injil hari ini. Ketika Yesus datang mengunjungi rumah mereka, Marta menyibukkan diri dengan melayani Dia, sedangkan Maria saudarinya memilih duduk di kaki Yesus dan mendengarkan perkataan-Nya. Dengan kesibukannya itu Marta kehilangan fokus terhadap Yesus, sebab perhatiannya terlalu dipusatkan pada begitu banyak hal kecil demi melayani Dia. Akibatnya, mulai muncullah rasa iri hati dalam diri Marta terhadap saudarinya, sehingga mendorongnya berkata, "Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku." Barangkali Marta mengharapkan dukungan dari Yesus, tapi sebaliknya, yang diperoleh Marta justru sebuah teguran, "Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya."
Bercermin dari kepingan-kepingan kisah Injil yang bercerita tentang Marta, kita bisa mengambil inspirasi sederhana bagi hidup kita sebagai anak-anak muda, yaitu: kekudusan atau kesucian itu tidak berarti orang tidak pernah berbuat dosa dan kesalahan. Sebaliknya, orang-orang kudus atau santo-santa juga pernah berdosa dan melakukan kesalahan. Itulah sebabnya mereka juga memerlukan rahmat penebusan dari Kristus. Jika demikian, lalu apa yang membuat mereka menjadi kudus? Mereka diberi gelar orang-orang kudus, karena mereka mencintai Allah, percaya penuh kepada-Nya serta berjuang untuk melayani-Nya. St Marta adalah salah satu contoh indah dari kesucian orang-orang kudus.
Teman-teman yang baik, sebagai anak-anak muda murid-murid Kristus, kita pun dipanggil untuk menghayati kesuciaan yang sama. Memang besar kemungkinan bahwa saat ini kita pun masih bergulat dengan yang namanya dosa dan kesalahan. Tapi marilah kita arahkan perhatian kita kepada Allah, dengan berusaha selalu mencintai, mengandalkan serta melayani Dia. Sebab tidak ada yang mustahil bagi Allah. Siapa tahu Dia pun menghendaki kita menjadi orang-orang kudus di masa depan, sama seperti St Marta.
Tuhan memberkati kita!

[Wsn]

Sumber gambar: https://s-media-cache-ak0.pinimg.com/736x/cc/f1/41/ccf14133236ce92913065fce5045481e.jpg

28 Juli 2015

Hari biasa (H)

Bacaan I: Kel 33:7-11;34:5b-9.28
7 Sesudah itu Musa mengambil kemah dan membentangkannya di luar perkemahan, jauh dari perkemahan, dan menamainya Kemah Pertemuan. Setiap orang yang mencari TUHAN, keluarlah ia pergi ke Kemah Pertemuan yang di luar perkemahan.
8 Apabila Musa keluar pergi ke kemah itu, bangunlah seluruh bangsa itu dan berdirilah mereka, masing-masing di pintu kemahnya, dan mereka mengikuti Musa dengan matanya, sampai ia masuk ke dalam kemah.
9 Apabila Musa masuk ke dalam kemah itu, turunlah tiang awan dan berhenti di pintu kemah dan berbicaralah TUHAN dengan Musa di sana.
10 Setelah seluruh bangsa itu melihat, bahwa tiang awan berhenti di pintu kemah, maka mereka bangun dan sujud menyembah, masing-masing di pintu kemahnya.
11 Dan TUHAN berbicara kepada Musa dengan berhadapan muka seperti seorang berbicara kepada temannya; kemudian kembalilah ia ke perkemahan. Tetapi abdinya, Yosua bin Nun, seorang yang masih muda, tidaklah meninggalkan kemah itu.
5b TUHAN berdiri di sana dekat Musa serta menyerukan nama TUHAN.
6 Berjalanlah TUHAN lewat dari depannya dan berseru: "TUHAN, TUHAN, Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya,
7 yang meneguhkan kasih setia-Nya kepada beribu-ribu orang, yang mengampuni kesalahan, pelanggaran dan dosa; tetapi tidaklah sekali-kali membebaskan orang yang bersalah dari hukuman, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya dan cucunya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat."
8 Segeralah Musa berlutut ke tanah, lalu sujud menyembah
9 serta berkata: "Jika aku telah mendapat kasih karunia di hadapan-Mu, ya Tuhan, berjalanlah kiranya Tuhan di tengah-tengah kami; sekalipun bangsa ini suatu bangsa yang tegar tengkuk, tetapi ampunilah kesalahan dan dosa kami; ambillah kami menjadi milik-Mu."
28 Dan Musa ada di sana bersama-sama dengan TUHAN empat puluh hari empat puluh malam lamanya, tidak makan roti dan tidak minum air, dan ia menuliskan pada loh itu segala perkataan perjanjian, yakni Kesepuluh Firman.

Mazmur 103:6-7.8-9.10-11.12-13 | R: 8a

R TUHAN adalah penyayang dan pengasih

* 6 TUHAN menjalankan keadilan dan hukum bagi segala orang yang diperas. 7 Ia telah memperkenalkan jalan-jalan-Nya kepada Musa, perbuatan-perbuatan-Nya kepada orang Israel.

* 8 TUHAN adalah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia. 9 Tidak selalu Ia menuntut, dan tidak untuk selama-lamanya Ia mendendam.

* 10 Tidak dilakukan-Nya kepada kita setimpal dengan dosa kita, dan tidak dibalas-Nya kepada kita setimpal dengan kesalahan kita, 11 tetapi setinggi langit di atas bumi, demikian besarnya kasih setia-Nya atas orang-orang yang takut akan Dia;

* 12 sejauh timur dari barat, demikian dijauhkan-Nya dari pada kita pelanggaran kita. 13 Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian TUHAN sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia.

Injil: Mat 13:36-43
36 Maka Yesus pun meninggalkan orang banyak itu, lalu pulang. Murid-murid-Nya datang dan berkata kepada-Nya: "Jelaskanlah kepada kami perumpamaan tentang lalang di ladang itu."
37 Ia menjawab, kata-Nya: "Orang yang menaburkan benih baik ialah Anak Manusia;
38 ladang ialah dunia. Benih yang baik itu anak-anak Kerajaan dan lalang anak-anak si jahat.
39 Musuh yang menaburkan benih lalang ialah Iblis. Waktu menuai ialah akhir zaman dan para penuai itu malaikat.
40 Maka seperti lalang itu dikumpulkan dan dibakar dalam api, demikian juga pada akhir zaman.
41 Anak Manusia akan menyuruh malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan mengumpulkan segala sesuatu yang menyesatkan dan semua orang yang melakukan kejahatan dari dalam Kerajaan-Nya.
42 Semuanya akan dicampakkan ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi.
43 Pada waktu itulah orang-orang benar akan bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa mereka. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!"

Renungan


"Pada waktu itulah orang-orang benar akan bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa mereka. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!"
(Mat 13:43)

Jangan biarkan ilalang tumbuh dalam hati kita
Seorang petani tentunya hanya menaburkan benih yang baik di ladangnya. Tetapi tidak dapat ditolak bahwa selalu saja ada ilalang yang tumbuh di antara benih-benih yang baik itu. Hal ini adalah gambaran nyata hidup kita. Sebagai umat Kristiani, kita selalu berharap benih kebaikanlah yang tumbuh subur di dalam hidup kita. Tetapi apa yang terjadi, hidup kita tentunya tidak seperti itu. Benih kejahatan pun tumbuh subur di dalam hidup kita. Secara alami benih kebaikan dan benih kejahatan tumbuh bersama di dalam hidup kita.

Dalam doa-doa kita, kita mungkin sering meminta kepada Tuhan untuk menghilangkan ilalang-ilalang itu dalam hidup kita. Tetapi Tuhan tidaklah membinasakan semua ilalang-ilalang dalam hidup kita. Dengan adanya ilalang-ilalang itu Tuhan menghendaki kita menjadi lebih dewasa. Jadi, sekarang tinggal bagaimana kita memilih, apakah kita memilih untuk memelihara benih kebaikan dan membinasakan ilalang-ilalang dalam hidup kita, atau malah sebaliknya.

Ketika kita lebih memilih untuk berjalan-jalan di mal daripada melangkahkan kaki ke gereja pada hari minggu, ketika kita masih mengharap imbalan saat menolong sesama, ketika kita masih lebih memilih membaca novel dan komik daripada kitab suci, itu artinya ladang kita masih ditumbuhi ilalang. Bahkan ilalang itu lebih subur daripada benih kebaikan.

Sebagai umat Kristiani, marilah kita memelihara benih kebaikan dalam diri kita, dan membinasakan ilalang-ilalang yang mengganggu, bukan malah sebaliknya. Sehingga pada akhir zaman, kita tidak  dicampakkan ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi, melainkan menjadi salah satu di antara orang-orang yang bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa. (Bdk. Mat 13:42-43)

(TW)

27 Juli 2015

Hari biasa (H)

Bacaan I: Kel 32:15-24.30-34 
15 Setelah itu berpalinglah Musa, lalu turun dari gunung dengan kedua loh hukum Allah dalam tangannya, loh-loh yang bertulis pada kedua sisinya; bertulis sebelah-menyebelah.
16 Kedua loh itu ialah pekerjaan Allah dan tulisan itu ialah tulisan Allah, ditukik pada loh-loh itu.
17 Ketika Yosua mendengar suara bangsa itu bersorak, berkatalah ia kepada Musa: "Ada bunyi sorak peperangan kedengaran di perkemahan."
18 Tetapi jawab Musa: "Bukan bunyi nyanyian kemenangan, bukan bunyi nyanyian kekalahan -- bunyi orang menyanyi berbalas-balasan, itulah yang kudengar."
19 Dan ketika ia dekat ke perkemahan itu dan melihat anak lembu dan melihat orang menari-nari, maka bangkitlah amarah Musa; dilemparkannyalah kedua loh itu dari tangannya dan dipecahkannya pada kaki gunung itu.
20 Sesudah itu diambilnyalah anak lembu yang dibuat mereka itu, dibakarnya dengan api dan digilingnya sampai halus, kemudian ditaburkannya ke atas air dan disuruhnya diminum oleh orang Israel.
21 Lalu berkatalah Musa kepada Harun: "Apakah yang dilakukan bangsa ini kepadamu, sehingga engkau mendatangkan dosa yang sebesar itu kepada mereka?"
22 Tetapi jawab Harun: "Janganlah bangkit amarah tuanku; engkau sendiri tahu, bahwa bangsa ini jahat semata-mata.
23 Mereka berkata kepadaku: Buatlah untuk kami allah, yang akan berjalan di depan kami sebab Musa ini, orang yang telah memimpin kami keluar dari tanah Mesir -- kami tidak tahu apa yang telah terjadi dengan dia.
24 Lalu aku berkata kepada mereka: Siapa yang empunya emas haruslah menanggalkannya. Mereka memberikannya kepadaku dan aku melemparkannya ke dalam api, dan keluarlah anak lembu ini."
30 Keesokan harinya berkatalah Musa kepada bangsa itu: "Kamu ini telah berbuat dosa besar, tetapi sekarang aku akan naik menghadap TUHAN, mungkin aku akan dapat mengadakan pendamaian karena dosamu itu."
31 Lalu kembalilah Musa menghadap TUHAN dan berkata: "Ah, bangsa ini telah berbuat dosa besar, sebab mereka telah membuat allah emas bagi mereka.
32 Tetapi sekarang, kiranya Engkau mengampuni dosa mereka itu -- dan jika tidak, hapuskanlah kiranya namaku dari dalam kitab yang telah Kautulis."
33 Tetapi TUHAN berfirman kepada Musa: "Siapa yang berdosa kepada-Ku, nama orang itulah yang akan Kuhapuskan dari dalam kitab-Ku.
34 Tetapi pergilah sekarang, tuntunlah bangsa itu ke tempat yang telah Kusebutkan kepadamu; akan berjalan malaikat-Ku di depanmu, tetapi pada hari pembalasan-Ku itu Aku akan membalaskan dosa mereka kepada mereka."

Mazmur 106:19-20.21-22.23 | R: 1a

R Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik!

* 19 Mereka membuat anak lembu di Horeb, dan sujud menyembah kepada patung tuangan; 20 mereka menukar Kemuliaan mereka dengan bangunan sapi jantan yang makan rumput.

* 21 Mereka melupakan Allah yang telah menyelamatkan mereka, yang telah melakukan hal-hal yang besar di Mesir: 22 perbuatan-perbuatan ajaib di tanah Ham, perbuatan-perbuatan dahsyat di tepi Laut Teberau.

* 23 Maka Ia mengatakan hendak memusnahkan mereka, kalau Musa, orang pilihan-Nya, tidak mengetengahi di hadapan-Nya, untuk menyurutkan amarah-Nya, sehingga Ia tidak memusnahkan mereka.

Injil: Mat 13:31-35
31 Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya: "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di ladangnya.
32 Memang biji itu yang paling kecil dari segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar dari pada sayuran yang lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang pada cabang-cabangnya."
33 Dan Ia menceriterakan perumpamaan ini juga kepada mereka: "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama ragi yang diambil seorang perempuan dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai khamir seluruhnya."
34 Semuanya itu disampaikan Yesus kepada orang banyak dalam perumpamaan, dan tanpa perumpamaan suatu pun tidak disampaikan-Nya kepada mereka,
35 supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi: "Aku mau membuka mulut-Ku mengatakan perumpamaan, Aku mau mengucapkan hal yang tersembunyi sejak dunia dijadikan."

Renungan

"Memang biji itu yang paling kecil dari segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar dari pada sayuran yang lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang pada cabang-cabangnya."
(Mat 13:32)


Biji Sesawi
Suatu hari ada seorang bapak sedang mengendarai sepeda motor di jalan. Bapak itu sedang menggendong sebuah tas. Tiba-tiba pengendara mobil yang berjalan di dekatnya membuka jedela mobilnya dan memberi tahu si bapak bahwa tas yang ia gendong dalam keadaan terbuka. Bapak pengandara motor ini membalasnya dengan senyum lalu menepikan sepeda motornya. Ia berhenti dan mengancingkan tasnya. Ternyata isi tas itu adalah uang untuk membayar biaya pengobatan istrinya. Pengendara mobil ini telah menjadi biji sesawi bagi sesamanya. Meski perbuatan pengendara mobil hanya sebuah perbuatan sepele, layaknya biji sesawi yang sangat kecil. Tetapi menurut Tuhan Yesus Biji sesawi yang kecil itu akan menjadi pohon yang besar. Demikianlah perbuatan yang kecil dan sepele dari pengendara mobil itu menjadi sangat berharga bagi si pengendara sepeda motor.

Bagaimana dalam hidup kita? Apakah kita juga sering melakukan perbuatan kecil yang berdampak besar atau malah sebaliknya kita sering melewatkan perbuatan besar karena terlalu seringnya kita melewatkan perbuatan-perbuatan kecil. Boleh jadi kita sering membuat orang lain sedih karena terlalu seringnya kita melewatkan momen-momen sepele yang bisa membuat orang lain tersenyum. Nah, marilah mulai sekarang kita berbenah diri, semoga kita menjadi biji sesawi yang terus berkembang menjadi pohon yang besar dan menjadi sedikit ragi yang membuat semua adonan beragi. Amin

[TW]

26 Juli 2015

Hari Minggu Biasa XVII (H)

Bacaan I: 2Raj 4:42-44
42 Datanglah seseorang dari Baal-Salisa dengan membawa bagi abdi Allah roti hulu hasil, yaitu dua puluh roti jelai serta gandum baru dalam sebuah kantong. Lalu berkatalah Elisa: "Berilah itu kepada orang-orang ini, supaya mereka makan."
43 Tetapi pelayannya itu berkata: "Bagaimanakah aku dapat menghidangkan ini di depan seratus orang?" Jawabnya: "Berikanlah kepada orang-orang itu, supaya mereka makan, sebab beginilah firman TUHAN: Orang akan makan, bahkan akan ada sisanya."
44 Lalu dihidangkannyalah di depan mereka, maka makanlah mereka dan ada sisanya, sesuai dengan firman TUHAN.

Mazmur 145:10-11.15-16.17-18 | R: 16

R Engkau yang membuka tangan-Mu dan yang berkenan mengenyangkan segala yang hidup.

* 10 Segala yang Kaujadikan itu akan bersyukur kepada-Mu, ya TUHAN, dan orang-orang yang Kaukasihi akan memuji Engkau. 11 Mereka akan mengumumkan kemuliaan kerajaan-Mu, dan akan membicarakan keperkasaan-Mu,

* 15 Mata sekalian orang menantikan Engkau, dan Engkau pun memberi mereka makanan pada waktunya; 16 Engkau yang membuka tangan-Mu dan yang berkenan mengenyangkan segala yang hidup.

* 17 TUHAN itu adil dalam segala jalan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya. 18 TUHAN dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan.

Bacaan II: Ef 4:1-6
1 Sebab itu aku menasihatkan kamu, aku, orang yang dipenjarakan karena Tuhan, supaya hidupmu sebagai orang-orang yang telah dipanggil berpadanan dengan panggilan itu.
2 Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu.
3 Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera:
4 satu tubuh, dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu,
5 satu Tuhan, satu iman, satu baptisan,
6 satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua.

Injil: Yoh 6:1-15
1 Sesudah itu Yesus berangkat ke seberang danau Galilea, yaitu danau Tiberias.
2 Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia, karena mereka melihat mujizat-mujizat penyembuhan, yang diadakan-Nya terhadap orang-orang sakit.
3 Dan Yesus naik ke atas gunung dan duduk di situ dengan murid-murid-Nya.
4 Dan Paskah, hari raya orang Yahudi, sudah dekat.
5 Ketika Yesus memandang sekeliling-Nya dan melihat, bahwa orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya, berkatalah Ia kepada Filipus: "Di manakah kita akan membeli roti, supaya mereka ini dapat makan?"
6 Hal itu dikatakan-Nya untuk mencobai dia, sebab Ia sendiri tahu, apa yang hendak dilakukan-Nya.
7 Jawab Filipus kepada-Nya: "Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing mendapat sepotong kecil saja."
8 Seorang dari murid-murid-Nya, yaitu Andreas, saudara Simon Petrus, berkata kepada-Nya:
9 "Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?"
10 Kata Yesus: "Suruhlah orang-orang itu duduk." Adapun di tempat itu banyak rumput. Maka duduklah orang-orang itu, kira-kira lima ribu laki-laki banyaknya.
11 Lalu Yesus mengambil roti itu, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka yang duduk di situ, demikian juga dibuat-Nya dengan ikan-ikan itu, sebanyak yang mereka kehendaki.
12 Dan setelah mereka kenyang Ia berkata kepada murid-murid-Nya: "Kumpulkanlah potongan-potongan yang lebih supaya tidak ada yang terbuang."
13 Maka mereka pun mengumpulkannya, dan mengisi dua belas bakul penuh dengan potongan-potongan dari kelima roti jelai yang lebih setelah orang makan.
14 Ketika orang-orang itu melihat mujizat yang telah diadakan-Nya, mereka berkata: "Dia ini adalah benar-benar Nabi yang akan datang ke dalam dunia."
15 Karena Yesus tahu, bahwa mereka hendak datang dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk menjadikan Dia raja, Ia menyingkir pula ke gunung, seorang diri.

Renungan


"Di manakah kita akan membeli roti, supaya mereka ini dapat makan?"

(Yoh 6:5b)


Yesus memberi makan lima ribu orang
Selamat hari Minggu, guys!
Peristiwa penggandaan roti dalam Injil hari ini rupa-rupanya menjadi salah satu mukjizat Yesus yang terbesar dan paling terkenal. Buktinya, inilah satu-satunya peristiwa yang diulang ceritanya dalam semua Injil—Matius, Markus, Lukas dan Yohanes (Mrk 6:30-44 Mat 14:13-21 Luk 9:10-17 dan petikan hari ini Yoh 6:1-15). Masing-masing versi dari keempat Injil itu menceritakan satu kepastian: Yesus sudah memberi makan lima ribu orang hanya dengan lima roti dan dua ikan.
Teman-teman yang baik, kisah Injil hari ini mungkin membuat kita terpesona dan terdorong untuk merenungkan mukjizat luar biasa yang telah diperbuat Yesus. Tapi pada kesempatan kali ini saya ingin mengajak kita merenungkan sisi lain dari kisah tersebut yang mungkin selama ini jarang direnungkan, yaitu tentang bagaimana sikap dan perhatian Yesus terhadap orang-orang yang datang kepada-Nya.
Sikap Yesus yang pertama, nampak pada awal kisah ini. Ketika melihat orang banyak yang berbondong-bondong datang kepada-Nya, Yesus bertanya kepada Filipus, "Di manakah kita akan membeli roti, supaya mereka ini dapat makan?" Kira-kira kalau kita berada pada posisi Filipus, jawaban apa yang akan kita berikan kepada Yesus?
Injil hari ini menegaskan bahwa Yesus sendiri sebenarnya sudah tahu apa yang akan diperbuat-Nya dan pertanyaan-Nya kepada Filipus hanya bermaksud untuk mencobai dia. Dari kenyataan itu, saya percaya bahwa pertanyaan Yesus bermaksud untuk menggugah hati Filipus dan para murid lainnya. Yesus mengajak mereka untuk peka dan ikut bertanggung jawab terhadap kebutuhan orang banyak tersebut. Itulah sebabnya, bagi saya pribadi pertanyaan Yesus seolah berbunyi demikian di dalam benakku, "Para murid-Ku, kalian sudah pergi mewartakan ajaran-Ku ke kampung-kampung dan kalian sudah berhasil, sehingga kini banyak orang menjadi terpesona dan tertarik. Mereka ini sudah datang kemari dan Aku sudah mengajar mereka sejak tadi. Mereka sudah dipuaskan secara rohani. Tapi sekarang mereka lapar secara jasmani. Itulah sebabnya kalian harus memberi mereka makan. Jangan tinggalkan mereka dan jangan biarkan mereka kelaparan."
Teman-teman terkasih, dari sikap Yesus yang pertama ini, kita bisa belajar untuk menjadi peka dan penuh perhatian terhadap kebutuhan orang-orang di sekitar kita. Sebab seringkali, entah sadar atau tidak, kita menjalin relasi dengan orang lain hanya demi kepentingan kita semata. Contoh paling nyata, kita cenderung berteman dengan orang-orang yang bisa menolong kita, menyenangkan kita, atau menguntungkan kita. Tapi situasi pertemanan itu kerap kali menjadi lain ketika teman kita sedang mengalami masalah atau ketika apa yang menjadi kepentingan kita sudah tercapai, sebab kita lari meninggalkan mereka dan membiarkan mereka sendirian. Singkatnya, bagi saya pribadi, pertanyaan Yesus kepada Filipus seolah mengingatkan supaya kita jangan mengambil keuntungan pribadi dalam relasi kita dengan relasi orang lain. Sebaliknya, kita perlu menjaga relasi itu tetap bertahan dan bertumbuh, lewat kepedulian kita terhadap apa yang menjadi kebutuhan mereka. Itulah sikap Yesus yang pertama.
Kisah pun berlanjut, dengan jawaban Filipus kepada Yesus: "Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing mendapat sepotong kecil saja!" Bahkan kemudian Andreas muncul dengan jawaban yang lebih tidak masuk akal: "Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya untuk orang sebanyak ini?"
Kedua jawaban itu memang bukan merupakan jawaban yang memuaskan. Kita bisa bayangkan bahwa Filipus dan Andreas saat itu sudah benar-benar kebingungan, tidak tahu harus berbuat apa lagi. Tapi justru di situlah sikap Yesus yang berikutnya muncul: Ia menerima lima roti dan dua ikan yang dibawa oleh anak itu, kemudian mengucap syukur dan membagi-bagikannya untuk memberi makan lima ribu orang. Mukjizat pun terjadi! Semua orang makan sampai kenyang, tapi rotinya bahkan masih tersisa dua belas bakul.
Apa yang diperbuat Yesus ini menunjukkan bahwa Ia tidak pernah meremehkan orang kecil—dalam hal ini, si anak—yang telah memberikan dengan ikhlas apa yang dimilikinya. Selain itu perbuatan Yesus tadi menunjukkan bahwa Ia tidak pernah meremehkan persembahan kecil. Bahkan lewat ungkapan syukur-Nya kepada Bapa di surga, Yesus telah mengubah persembahan kecil itu menjadi suatu mukjizat yang memiliki manfaat sangat besar.
Dari sikap Yesus ini kita bisa belajar bahwa sekecil apapun hal yang bisa kita persembahkan kepada Tuhan, asalkan didasari keikhlasan, maka bisa Tuhan jadikan berkat yang besar serta bermanfaat bagi banyak orang. Inilah juga yang merupakan keajaiban dari berbagi: tidak pernah membuat kita kekurangan, tapi malah menjadikan hidup kita penuh dan berkelimpahan. So, tunggu apa lagi? Let's us share our life and make a positive impact on the lives of others.

[Wsn]

Sumber gambar: https://thekeepersvoice.files.wordpress.com/2014/10/jesus-feeds-5000.jpg

25 Juli 2015

Pesta St Yakobus, Rasul (M)

Bacaan I: 2Kor 4:7-15
7 Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami.
8 Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa;
9 kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa.
10 Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami.
11 Sebab kami, yang masih hidup ini, terus-menerus diserahkan kepada maut karena Yesus, supaya juga hidup Yesus menjadi nyata di dalam tubuh kami yang fana ini.
12 Maka demikianlah maut giat di dalam diri kami dan hidup giat di dalam kamu.
13 Namun karena kami memiliki roh iman yang sama, seperti ada tertulis: "Aku percaya, sebab itu aku berkata-kata", maka kami juga percaya dan sebab itu kami juga berkata-kata.
14 Karena kami tahu, bahwa Ia, yang telah membangkitkan Tuhan Yesus, akan membangkitkan kami juga bersama-sama dengan Yesus. Dan Ia akan menghadapkan kami bersama-sama dengan kamu kepada diri-Nya.
15 Sebab semuanya itu terjadi oleh karena kamu, supaya kasih karunia, yang semakin besar berhubung dengan semakin banyaknya orang yang menjadi percaya, menyebabkan semakin melimpahnya ucapan syukur bagi kemuliaan Allah.

Mazmur 128:1-2ab.2c-3.4-5.6 | R: 5 

R Kiranya TUHAN memberkati engkau dari Sion, supaya engkau melihat kebahagiaan Yerusalem seumur hidupmu

* 1 Berbahagialah setiap orang yang takut akan TUHAN, yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya! 2ab Apabila engkau memakan hasil jerih payah tanganmu, berbahagialah engkau 

* 2c baiklah keadaanmu! 3 Isterimu akan menjadi seperti pohon anggur yang subur di dalam rumahmu; anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun sekeliling mejamu!

* 4 Sesungguhnya demikianlah akan diberkati orang laki-laki yang takut akan TUHAN. 5 Kiranya TUHAN memberkati engkau dari Sion, supaya engkau melihat kebahagiaan Yerusalem seumur hidupmu,

* 6 dan melihat anak-anak dari anak-anakmu! Damai sejahtera atas Israel!

Injil: Mat 20:20-28
20 Maka datanglah ibu anak-anak Zebedeus serta anak-anaknya itu kepada Yesus, lalu sujud di hadapan-Nya untuk meminta sesuatu kepada-Nya.
21 Kata Yesus: "Apa yang kaukehendaki?" Jawabnya: "Berilah perintah, supaya kedua anakku ini boleh duduk kelak di dalam Kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah kanan-Mu dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu."
22 Tetapi Yesus menjawab, kata-Nya: "Kamu tidak tahu, apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan, yang harus Kuminum?" Kata mereka kepada-Nya: "Kami dapat."
23 Yesus berkata kepada mereka: "Cawan-Ku memang akan kamu minum, tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa Bapa-Ku telah menyediakannya."
24 Mendengar itu marahlah kesepuluh murid yang lain kepada kedua saudara itu.
25 Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: "Kamu tahu, bahwa pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka.
26 Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu,
27 dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu;
28 sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."

Renungan
Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.
Mat.20:26-28

Hari ini, Injil mengisahkan tentang ibu Yakobus dan Yohanes yang meminta kepada Yesus suatu kedudukan dalam kerajaan Yesus. Permintaan mereka sangat manusiawi. Kita tahu juga bahwa setiap manusia berhasrat untuk menjadi orang terpandang dibandingkan orang lain. Oleh sebab itu dapat dimengerti, bahwa seseorang akan marah apabila dia dipandang sebelah mata.
Kesepuluh murid yang lain marah kepada dua bersaudara itu yang meminta suatu kedudukan yang tinggi dalam kerajaan Yesus, kemarahan kesepuluh murid itu muncul akibat merasa disepelekan atau dianggap remeh. Mereka juga menginginkan kedudukan istimewa tersebut. Mungkin dalam pemikiran kesepuluh murid Yesus: “Kita ini semua sama, sama-sama dipanggil oleh Yesus dan mengikuti-Nya sepenuh hati pula. Kenapa kalian berdua berani meminta hak istimewa/kedudukan kepada Yesus? Kami juga layak untuk itu. Jadi, kalau kalian menginginkannya, kami juga harus mendapatkan bagian itu.” Kira-kira begitulah pemikiran kesepuluh murid tersebut.
Hal yang menarik pada kisah ini adalah reaksi Yesus. Reaksi Yesus ialah memanggil mereka dan mengajarkan mereka sesuatu yang penting jika ingin menjadi seorang pemimpin yang mau melayani sesamanya. Ia berpesan kepada para murid-Nya, termasuk kita juga, agar tidak mengandalkan kekuasaan dan kekuatan ketika menjadi pemimpin. Pemimpin yang baik hendaknya memiliki jiwa yang melayani dan menjadi hamba bagi semua. Seorang pemimpin mesti memberikan contoh dan teladan kepada orang-orang yang dilayani. Ketika posisi seseorang semakin tinggi maka ia memiliki tanggung jawab yang tinggi juga. Kristus mengajarkan kepada kita, para murid-Nya, untuk menjadi seorang pemimpin yang melayani semua orang. Menjadi hamba bagi para hamba Allah (servus servorum Dei) itulah yang diminta Kristus kepada semua pengikut-Nya.
Hari ini Yesus mengajak kita untuk memiliki sikap hati yang rendah hati dan melayani siapa saja tanpa memperhatikan suku, agama, dan ras. Yesus memberikan teladan yang nyata sebagai pemimpin sejati. Yesus Kristus adalah Allah yang telah datang untuk melayani dan rela memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang. Itulah sosok pemimpin yang begitu mengasihi umat-Nya.
Pada hari ini juga Gereja Katolik merayakan pesta santo Yakobus, Rasul. Dari permintaanya yang kita baca hari ini, dia belajar menjadi rendah hati dan lemah lembut, guna menjadi seorang pemimpin yang harus melayani. Dan itulah yang ia selalu teladani dari sang guru, Yesus Kristus. Dan sungguh Yakobus menjadi yang “pertama” dengan cara yang tidak pernah dibayangkannya. Ia menjadi rasul pertama yang wafat bagi Yesus. Dalam Kisah Para Rasul bab 12 mengisahkan bahwa Herodes menyuruh membunuh Yakobus dengan pedang. Ia wafat sebagai martir, Yakobus telah memberikan kesaksian yang nyata. Suatu kesaksian bagaimana menghidupi sabda dari Yesus Kristus terutama yang kita dengarkan dan baca pada hari ini, yaitu menjadi seorang pemimpin yang melayani bukan untuk dilayani.

Jadi, yang perlu kita renungkan mampukah kita menjadi pemimpin yang memiliki sikap hati yang melayani siapa saja tanpa membeda-bedakannya? Semoga kita mampu meneladani Kristus dan santo Yakobus, Rasul yang kita rayakan hari ini. Amin

(BCO)

24 Juli 2015

Hari biasa (H)

Bacaan I: Kel 20:1-17
1 Lalu Allah mengucapkan segala firman ini:
2 "Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan.
3 Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.
4 Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apa pun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi.
5 Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku,
6 tetapi Aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang, yaitu mereka yang mengasihi Aku dan yang berpegang pada perintah-perintah-Ku.
7 Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan, sebab TUHAN akan memandang bersalah orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan.
8 Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat:
9 enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu,
10 tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu.
11 Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya.
12 Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu.
13 Jangan membunuh.
14 Jangan berzinah.
15 Jangan mencuri.
16 Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu.
17 Jangan mengingini rumah sesamamu; jangan mengingini isterinya, atau hambanya laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya atau keledainya, atau apa pun yang dipunyai sesamamu."

Mazmur 19:8.9.10.11 | R: Yoh 6:64
R Tuhan, Engkau memiliki sabda hidup abadi

* 8 Taurat TUHAN itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan TUHAN itu teguh, memberikan hikmat kepada orang yang tak berpengalaman.

* 9 Titah TUHAN itu tepat, menyukakan hati; perintah TUHAN itu murni, membuat mata bercahaya.

* 10 Takut akan TUHAN itu suci, tetap ada untuk selamanya; hukum-hukum TUHAN itu benar, adil semuanya,

* 11 lebih indah dari pada emas, bahkan dari pada banyak emas tua; dan lebih manis dari pada madu, bahkan dari pada madu tetesan dari sarang lebah.

Injil: Mat 13:18-23
18 Karena itu, dengarlah arti perumpamaan penabur itu.
19 Kepada setiap orang yang mendengar firman tentang Kerajaan Sorga, tetapi tidak mengertinya, datanglah si jahat dan merampas yang ditaburkan dalam hati orang itu; itulah benih yang ditaburkan di pinggir jalan.
20 Benih yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu ialah orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira.
21 Tetapi ia tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, orang itu pun segera murtad.
22 Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah.
23 Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat."

Renungan


"Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat."
(Mat 13:23)

Penabur
Pernahkah kalian mengeluh karena hidup ini dipenuhi dengan aturan? Mungkin saja pernah, atau bahkan sering. Karena memang semua aspek hidup kita memiliki aturan. Ada aturan yang dibuat oleh negara, adat, keluarga, sekolah, organisasi, bahkan Tuhan pun memberikan kita aturan untuk ditaati yakni sepuluh perintah Allah yang tercantum dalam bacaan pertama hari ini. Semua aturan itu tentunya dibuat dengan tujuan mulia, yakni demi terciptanya ketertiban, terciptanya rasa saling menghargai, terpenuhinya hak semua orang dan tujuan-tujuan positif lainnya yang menghasilkan kenyamanan untuk hidup kita. Tujuan yang positif itu seringkali kita tanggapi dengan negatif. Kita menganggap aturan-aturan itu mengekang dan membatasi hidup kita.

Nah, dalam bacaan Injil hari ini, Tuhan Yesus mengumpamakan kita manusia sebagai penabur yang sedang menaburkan benih. Dan benih itu adalah sabda Tuhan sendiri. Sabda Tuhan itulah yang menjadi aturan utama dan pedoman dalam hidup kita. Dari penjelasan perumpamaan itu kita bisa menyadari diri kita masing-masing, kita adalah penabur yang seperti apa. Boleh jadi kita adalah penabur yang menaburkan benih di tanah berbatu atau di tengah semak berduri. Namun, sebagai orang Kristiani, baiklah kita menjadi penabur yang menaburkan benih di tanah yang baik. Kita menjadi penabur yang menaburkan benih di tanah yang baik jika kita mendengar dan mengerti sabda Tuhan yang menjadi aturan dan pedoman hidup kita itu. Jika demikian benih yang kita tabur itu berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat. (Bdk. Mat 13:23)

[TW]

23 Juli 2015

Hari biasa (H)

Bacaan I: Kel 19:1-2.9-11.16-20b
1 Pada bulan ketiga setelah orang Israel keluar dari tanah Mesir, mereka tiba di padang gurun Sinai pada hari itu juga.
2 Setelah mereka berangkat dari Rafidim, tibalah mereka di padang gurun Sinai, lalu mereka berkemah di padang gurun; orang Israel berkemah di sana di depan gunung itu.
9 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Sesungguhnya Aku akan datang kepadamu dalam awan yang tebal, dengan maksud supaya dapat didengar oleh bangsa itu apabila Aku berbicara dengan engkau, dan juga supaya mereka senantiasa percaya kepadamu." Lalu Musa memberitahukan perkataan bangsa itu kepada TUHAN.
10 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Pergilah kepada bangsa itu; suruhlah mereka menguduskan diri pada hari ini dan besok, dan mereka harus mencuci pakaiannya.
11 Menjelang hari ketiga mereka harus bersiap, sebab pada hari ketiga TUHAN akan turun di depan mata seluruh bangsa itu di gunung Sinai.
16 Dan terjadilah pada hari ketiga, pada waktu terbit fajar, ada guruh dan kilat dan awan padat di atas gunung dan bunyi sangkakala yang sangat keras, sehingga gemetarlah seluruh bangsa yang ada di perkemahan.
17 Lalu Musa membawa bangsa itu keluar dari perkemahan untuk menjumpai Allah dan berdirilah mereka pada kaki gunung.
18 Gunung Sinai ditutupi seluruhnya dengan asap, karena TUHAN turun ke atasnya dalam api; asapnya membubung seperti asap dari dapur, dan seluruh gunung itu gemetar sangat.
19 Bunyi sangkakala kian lama kian keras. Berbicaralah Musa, lalu Allah menjawabnya dalam guruh.
20b Lalu turunlah TUHAN ke atas gunung Sinai, ke atas puncak gunung itu, maka TUHAN memanggil Musa ke puncak gunung itu, dan naiklah Musa ke atas.

Mazmur Tanggapan: Dan 3:52.53.54.56

* 52 "Terpujilah Engkau, Tuhan, Allah nenek moyang kami, yang patut dihormati dan ditinggikan selama-lamanya. terpujilah nama-Mu yang mulia dan kudus, yang patut dihormat dan ditinggikan selama-lamanya.

* 53 Terpujilah Engkau dalam Bait-Mu yang mulia dan kudus, Engkau patut dinyanyikan dan dimuliakan selama-lamanya.

* 54 Terpujilah Engkau di atas takhta kerajaan-Mu, Engkau patut dinyanyikan dan ditinggikan selama-lamanya.

* 56 Terpujilah Engkau di bentangan langit, Engkau patut dinyanyikan dan dimuliakan selama-lamanya.

Injil: Mat 13:10-17
10 Maka datanglah murid-murid-Nya dan bertanya kepada-Nya: "Mengapa Engkau berkata-kata kepada mereka dalam perumpamaan?"
11 Jawab Yesus: "Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga, tetapi kepada mereka tidak.
12 Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan; tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya.
13 Itulah sebabnya Aku berkata-kata dalam perumpamaan kepada mereka; karena sekalipun melihat, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mendengar dan tidak mengerti.
14 Maka pada mereka genaplah nubuat Yesaya, yang berbunyi: Kamu akan mendengar dan mendengar, namun tidak mengerti, kamu akan melihat dan melihat, namun tidak menanggap.
15 Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan telinganya berat mendengar, dan matanya melekat tertutup; supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik sehingga Aku menyembuhkan mereka.
16 Tetapi berbahagialah matamu karena melihat dan telingamu karena mendengar.
17 Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya banyak nabi dan orang benar ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya.

Renungan

“Itulah sebabnya Aku berkata-kata dalam perumpamaan kepada mereka; karena sekalipun melihat, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mendengar dan tidak mengerti”

(Mat 13:13)


Mengapa Tuhan menciptakan hanya 1 mulut dan sepasang telinga? Mungkin bagi sebagian rekan-rekan muda sudah mengetahui alasannya, yaitu agar kita lebih banyak mendengar daripada berbicara. Tetapi kenyataannya dalam hidup ini zaman sekarang ini terbalik. Kita lebih muda untuk mengeluarkan kata-kata yang sifatnya mengkritik (kelemahan) seseorang dan sangat susah untuk bisa mendengar curahan hati kawan-kawan kita. Hari ini Tuhan berbicara melalui perumpamaanya tentang telinga dan mulut. Bagaimana kita menggunakan kedua anggota tubuh kita?Apakah dalam hidup sehari-hari sudah tepat kita menggunakannya? Ketika Yesus berbicara melalui perumpamaan, beraneka versi orang-orang menanggapi ajaranNya. Meskipun mempunyai anggota tubuh yang sama dan jumlah yang sama. Ada yang membuka hati terhadap ajaran Yesus dan mampu menerima serta melaksanakan tetapi ada pula yang susah menerimanya bahkan mencelanya. Misalnya ketika kita diperlihatkan dan ditanya mengenai patung Garuda Wisnu Kencana pasti beragam tanggapan yang keluar dari mulut kawan-kawan. Ada yang takjub, memuji, ada pula yang menganggapnya biasa-biasa saja. Hal ini dikarenakan pendapat kita tentang hal tersebut berbeda tergantung kita menilai dari segi mana.

“Itulah sebabnya Aku berkata-kata dalam perumpamaan kepada mereka; karena sekalipun melihat, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mendengar dan tidak mengerti”(Mat 13:13). Kutipan kita suci tersebut ingin mengingatkan kita melihat orang-orang disekitar kita yang membutuhkan uluran tangan. Ternyata banyak dari kita yang mampu melihat menggunakan mata tetapi mata hatinya mampu melihat karena ditutupi rasa amarah, dengki, acuh tak acuh, dll. Begitu pun mendengar kita mampu mendengar apapun itu tetapi susah untuk mendengar suara Tuhan. Malah menutup telinga dan berpaling dari yang memberikan segalanya. Tak jarang pula dari kita yang mampu melihat dan mendengar namun tidak mengerti maksud dan tujuan Tuhan. Untuk itu mari kita perlahan-lahan membuka mata dan telinga kita, menghadirkan Tuhan dalam setiap langkah kita. Bersukacita didalamNya dan memperbaharui diri untuk semakin dekat kepadaNya.

Tuhan bukalah mata dan telinga kami agar dapat melihat dan mendengarkanMu disetiap langkah kehidupan kami.Amin

(DRL)




22 Juli 2015

Peringatan wajib St Maria Magdalena (P)

Bacaan I: Kid 3:1-4a
1 Di atas ranjangku pada malam hari kucari jantung hatiku. Kucari, tetapi tak kutemui dia.
2 Aku hendak bangun dan berkeliling di kota; di jalan-jalan dan di lapangan-lapangan kucari dia, jantung hatiku. Kucari, tetapi tak kutemui dia.
3 Aku ditemui peronda-peronda kota. "Apakah kamu melihat jantung hatiku?"
4 Baru saja aku meninggalkan mereka, kutemui jantung hatiku; kupegang dan tak kulepaskan dia

Mazmur 63:2.3-4.5-6.8-9 | R: 2b

R Jiwaku haus akan Dikau, ya Allahku

* 2 Ya Allah, Engkaulah Allahku, aku mencari Engkau, jiwaku haus kepada-Mu, tubuhku rindu kepada-Mu, seperti tanah yang kering dan tandus, tiada berair.

* 3 Demikianlah aku memandang kepada-Mu di tempat kudus, sambil melihat kekuatan-Mu dan kemuliaan-Mu. 4 Sebab kasih setia-Mu lebih baik dari pada hidup; bibirku akan memegahkan Engkau.

* 5 Demikianlah aku mau memuji Engkau seumur hidupku dan menaikkan tanganku demi nama-Mu. 6 Seperti dengan lemak dan sumsum jiwaku dikenyangkan, dan dengan bibir yang bersorak-sorai mulutku memuji-muji.

* 8 sungguh Engkau telah menjadi pertolonganku, dan dalam naungan sayap-Mu aku bersorak-sorai. 9 Jiwaku melekat kepada-Mu, tangan kanan-Mu menopang aku.

Injil: Yoh 20:1.11-18
1 Pada hari pertama minggu itu, pagi-pagi benar ketika hari masih gelap, pergilah Maria Magdalena ke kubur itu dan ia melihat bahwa batu telah diambil dari kubur.
11 Tetapi Maria berdiri dekat kubur itu dan menangis. Sambil menangis ia menjenguk ke dalam kubur itu,
12 dan tampaklah olehnya dua orang malaikat berpakaian putih, yang seorang duduk di sebelah kepala dan yang lain di sebelah kaki di tempat mayat Yesus terbaring.
13 Kata malaikat-malaikat itu kepadanya: "Ibu, mengapa engkau menangis?" Jawab Maria kepada mereka: "Tuhanku telah diambil orang dan aku tidak tahu di mana Ia diletakkan."
14 Sesudah berkata demikian ia menoleh ke belakang dan melihat Yesus berdiri di situ, tetapi ia tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus.
15 Kata Yesus kepadanya: "Ibu, mengapa engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?" Maria menyangka orang itu adalah penunggu taman, lalu berkata kepada-Nya: "Tuan, jikalau tuan yang mengambil Dia, katakanlah kepadaku, di mana tuan meletakkan Dia, supaya aku dapat mengambil-Nya."
16 Kata Yesus kepadanya: "Maria!" Maria berpaling dan berkata kepada-Nya dalam bahasa Ibrani: "Rabuni!", artinya Guru.
17 Kata Yesus kepadanya: "Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu."
18 Maria Magdalena pergi dan berkata kepada murid-murid: "Aku telah melihat Tuhan!" dan juga bahwa Dia yang mengatakan hal-hal itu kepadanya.

Renungan

Meneladani Santa Maria Magdalena


Santa Maria Magdalena
Hari ini Gereja memperingati pesta santa Maria Magdalena. Kita mengenal Maria Magdalena melalui Injil. Maria Magdalena seorang yang amat cantik dan ia bangga akan kecantikannya itu. Akan tetapi perjumpaannya dengan Yesus, Maria merasakan penyesalan yang mendalam atas hidupnya yang jahat. Dikisahkan opada Injil Lukas, Maria Magdalena datang kepada Yesus dan menangis. Kemudian Ia membasahi kaki Yesus dengan air matanya dan mengeringkan kaki Yesus dengan rambut yang panjang serta indah. Meminyaki kaki-Nya dengan minyak wangi yang mahal harganya. Semua orang heran melihat kejadian itu. Mereka melihat Yesus membiarkan diri-Nya disentuh oleh orang berdosa. Bagi orang Yahudi hal itu tidak lazim, karena pendosa seperti penyakit yang bisa menular kepada siapa saja. Jadi jika kita disentuh oleh orang berdosa maka orang yang tersentuh akan berdosa pula. Yesus tahu apa sebabnya dia datang. Yesus melihat hati Maria. Maria memohon pengampunan kepada Yesus. Oleh sebab itu Yesus berkata: “ Dosanya yang banyak itu telah diampuni, sebab ia telah banyak berbuat kasih.” Yesus berkata lagi : “Imanmu telah menyelamatkan engkau, pergilah dengan selamat!”

Sejak saat itu, ia menjadi pengikut dan pelayan Yesus selama karya-Nya bersama para wanita yang juga disembuhkan Yesus dari kuasa Roh jahat. Maria dengan rendah hati melayani Yesus dan para rasul-Nya, bahkan setia mengikuti jalan salib Yesus bersama bunda Maria sampai di bawah kaki salib. Maria juga ada saat penguburan Yesus. Setelah tubuh Yesus dibaringkan dalam makam, pagi-pagi benar pergilah Maria Magdalena ke kubur melihat kubur kosong. Jenazah Yesus telah diambil, menurut Maria. Tetapi yang terjadi Yesus telah bangkit. Maria  tidak mengetahui hal itu. Justru ia larut dalam kepedihan yang mendalam. Rasa kepedihan dan kehilangan itu dilukiskan dalam Kitab Kidung Agung : “....... pada malam hari kucari jantung hatiku. Kucari, tetapi tak kutemui dia. Aku hendak bangun dan berkeliling di kota: di jalan-jalan dan di lapangan-lapangan kucari dia, jantung hatiku. Kucari, tetapi tak kutemui dia. Aku ditemui peronda-peronda kota. “Apakah kamu melihat jantung hatiku?” (Kid.3:1-3). Kesedihan itu menghilang ketika Yesus menyapanya dengan menyebut nama Maria. Dengan menyebut nama Maria menunjukkan relasi yang mendalam dan cinta. Tuhan Yesus menunjukkan kepada kita bahwa Maria Magdalena, seorang yang dulunya berdosa dan bertobat memiliki relasi yang mendalam. Hari ini kita diajak oleh Maria Magdalena untuk bangkit dari segala kelemahan dan dosa untuk menjalin relasi yang mendalam dan cinta dengan Yesus. Dengan begitu kita akan memperoleh keselamatan dan sukacita di dalam-Nya. 

Maria Magdalena telah menjadi kekasih jiwa Yesus, jantung hati-Nya. Maria Magdalena memperoleh belas kasihan dan pengampunan Tuhan. Dosanya yang begitu banyak telah memperoleh pengampunan akan menjadi besar sukacitanya. Tentunya, kita ingin memiliki relasi yang mendalam dengan Yesus Kristus. Oleh karena itu, marilah kita belajar dari Maria Magdalena yang tetap setia mengikuti Yesus apa pun keadaan yang terjadi. Dan berani datang kepada Yesus memohon pengampunan dosa dan bertobat. Yesus amat mencintai semua manusia termasuk para pendosa yang bertobat.

 Jadi hari ini melalui santa Maria Magdalena, Yesus menawarkan pertobatan dan mengajak kita untuk menjalin relasi yang mendalam dan cinta kepada-Nya. Tinggal kita yang menentukan apakah mau menerima ajakan Yesus atau tidak ? Amin....

[LTL]