Jesus Our Yearning!

25 Juli 2015

Pesta St Yakobus, Rasul (M)

Bacaan I: 2Kor 4:7-15
7 Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami.
8 Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa;
9 kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa.
10 Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami.
11 Sebab kami, yang masih hidup ini, terus-menerus diserahkan kepada maut karena Yesus, supaya juga hidup Yesus menjadi nyata di dalam tubuh kami yang fana ini.
12 Maka demikianlah maut giat di dalam diri kami dan hidup giat di dalam kamu.
13 Namun karena kami memiliki roh iman yang sama, seperti ada tertulis: "Aku percaya, sebab itu aku berkata-kata", maka kami juga percaya dan sebab itu kami juga berkata-kata.
14 Karena kami tahu, bahwa Ia, yang telah membangkitkan Tuhan Yesus, akan membangkitkan kami juga bersama-sama dengan Yesus. Dan Ia akan menghadapkan kami bersama-sama dengan kamu kepada diri-Nya.
15 Sebab semuanya itu terjadi oleh karena kamu, supaya kasih karunia, yang semakin besar berhubung dengan semakin banyaknya orang yang menjadi percaya, menyebabkan semakin melimpahnya ucapan syukur bagi kemuliaan Allah.

Mazmur 128:1-2ab.2c-3.4-5.6 | R: 5 

R Kiranya TUHAN memberkati engkau dari Sion, supaya engkau melihat kebahagiaan Yerusalem seumur hidupmu

* 1 Berbahagialah setiap orang yang takut akan TUHAN, yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya! 2ab Apabila engkau memakan hasil jerih payah tanganmu, berbahagialah engkau 

* 2c baiklah keadaanmu! 3 Isterimu akan menjadi seperti pohon anggur yang subur di dalam rumahmu; anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun sekeliling mejamu!

* 4 Sesungguhnya demikianlah akan diberkati orang laki-laki yang takut akan TUHAN. 5 Kiranya TUHAN memberkati engkau dari Sion, supaya engkau melihat kebahagiaan Yerusalem seumur hidupmu,

* 6 dan melihat anak-anak dari anak-anakmu! Damai sejahtera atas Israel!

Injil: Mat 20:20-28
20 Maka datanglah ibu anak-anak Zebedeus serta anak-anaknya itu kepada Yesus, lalu sujud di hadapan-Nya untuk meminta sesuatu kepada-Nya.
21 Kata Yesus: "Apa yang kaukehendaki?" Jawabnya: "Berilah perintah, supaya kedua anakku ini boleh duduk kelak di dalam Kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah kanan-Mu dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu."
22 Tetapi Yesus menjawab, kata-Nya: "Kamu tidak tahu, apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan, yang harus Kuminum?" Kata mereka kepada-Nya: "Kami dapat."
23 Yesus berkata kepada mereka: "Cawan-Ku memang akan kamu minum, tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa Bapa-Ku telah menyediakannya."
24 Mendengar itu marahlah kesepuluh murid yang lain kepada kedua saudara itu.
25 Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: "Kamu tahu, bahwa pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka.
26 Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu,
27 dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu;
28 sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."

Renungan
Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.
Mat.20:26-28

Hari ini, Injil mengisahkan tentang ibu Yakobus dan Yohanes yang meminta kepada Yesus suatu kedudukan dalam kerajaan Yesus. Permintaan mereka sangat manusiawi. Kita tahu juga bahwa setiap manusia berhasrat untuk menjadi orang terpandang dibandingkan orang lain. Oleh sebab itu dapat dimengerti, bahwa seseorang akan marah apabila dia dipandang sebelah mata.
Kesepuluh murid yang lain marah kepada dua bersaudara itu yang meminta suatu kedudukan yang tinggi dalam kerajaan Yesus, kemarahan kesepuluh murid itu muncul akibat merasa disepelekan atau dianggap remeh. Mereka juga menginginkan kedudukan istimewa tersebut. Mungkin dalam pemikiran kesepuluh murid Yesus: “Kita ini semua sama, sama-sama dipanggil oleh Yesus dan mengikuti-Nya sepenuh hati pula. Kenapa kalian berdua berani meminta hak istimewa/kedudukan kepada Yesus? Kami juga layak untuk itu. Jadi, kalau kalian menginginkannya, kami juga harus mendapatkan bagian itu.” Kira-kira begitulah pemikiran kesepuluh murid tersebut.
Hal yang menarik pada kisah ini adalah reaksi Yesus. Reaksi Yesus ialah memanggil mereka dan mengajarkan mereka sesuatu yang penting jika ingin menjadi seorang pemimpin yang mau melayani sesamanya. Ia berpesan kepada para murid-Nya, termasuk kita juga, agar tidak mengandalkan kekuasaan dan kekuatan ketika menjadi pemimpin. Pemimpin yang baik hendaknya memiliki jiwa yang melayani dan menjadi hamba bagi semua. Seorang pemimpin mesti memberikan contoh dan teladan kepada orang-orang yang dilayani. Ketika posisi seseorang semakin tinggi maka ia memiliki tanggung jawab yang tinggi juga. Kristus mengajarkan kepada kita, para murid-Nya, untuk menjadi seorang pemimpin yang melayani semua orang. Menjadi hamba bagi para hamba Allah (servus servorum Dei) itulah yang diminta Kristus kepada semua pengikut-Nya.
Hari ini Yesus mengajak kita untuk memiliki sikap hati yang rendah hati dan melayani siapa saja tanpa memperhatikan suku, agama, dan ras. Yesus memberikan teladan yang nyata sebagai pemimpin sejati. Yesus Kristus adalah Allah yang telah datang untuk melayani dan rela memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang. Itulah sosok pemimpin yang begitu mengasihi umat-Nya.
Pada hari ini juga Gereja Katolik merayakan pesta santo Yakobus, Rasul. Dari permintaanya yang kita baca hari ini, dia belajar menjadi rendah hati dan lemah lembut, guna menjadi seorang pemimpin yang harus melayani. Dan itulah yang ia selalu teladani dari sang guru, Yesus Kristus. Dan sungguh Yakobus menjadi yang “pertama” dengan cara yang tidak pernah dibayangkannya. Ia menjadi rasul pertama yang wafat bagi Yesus. Dalam Kisah Para Rasul bab 12 mengisahkan bahwa Herodes menyuruh membunuh Yakobus dengan pedang. Ia wafat sebagai martir, Yakobus telah memberikan kesaksian yang nyata. Suatu kesaksian bagaimana menghidupi sabda dari Yesus Kristus terutama yang kita dengarkan dan baca pada hari ini, yaitu menjadi seorang pemimpin yang melayani bukan untuk dilayani.

Jadi, yang perlu kita renungkan mampukah kita menjadi pemimpin yang memiliki sikap hati yang melayani siapa saja tanpa membeda-bedakannya? Semoga kita mampu meneladani Kristus dan santo Yakobus, Rasul yang kita rayakan hari ini. Amin

(BCO)