23 Januari 2015
Hari biasa (H)
Hari keenam Pekan Doa Sedunia
Bacaan I: Ibrani 8:6-13
6 Tetapi sekarang Ia telah mendapat suatu pelayanan yang jauh lebih agung, karena Ia menjadi Pengantara dari perjanjian yang lebih mulia, yang didasarkan atas janji yang lebih tinggi.
7 Sebab, sekiranya perjanjian yang pertama itu tidak bercacat, tidak akan dicari lagi tempat untuk yang kedua.
8 Sebab Ia menegor mereka ketika Ia berkata: "Sesungguhnya, akan datang waktunya," demikianlah firman Tuhan, "Aku akan mengadakan perjanjian baru dengan kaum Israel dan dengan kaum Yehuda,
9 bukan seperti perjanjian yang telah Kuadakan dengan nenek moyang mereka, pada waktu Aku memegang tangan mereka untuk membawa mereka keluar dari tanah Mesir. Sebab mereka tidak setia kepada perjanjian-Ku, dan Aku menolak mereka," demikian firman Tuhan.
10 "Maka inilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu," demikianlah firman Tuhan. "Aku akan menaruh hukum-Ku dalam akal budi mereka dan menuliskannya dalam hati mereka, maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku.
11 Dan mereka tidak akan mengajar lagi sesama warganya, atau sesama saudaranya dengan mengatakan: Kenallah Tuhan! Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku.
12 Sebab Aku akan menaruh belas kasihan terhadap kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa-dosa mereka."
13 Oleh karena Ia berkata-kata tentang perjanjian yang baru, Ia menyatakan yang pertama sebagai perjanjian yang telah menjadi tua. Dan apa yang telah menjadi tua dan usang, telah dekat kepada kemusnahannya.
6 Tetapi sekarang Ia telah mendapat suatu pelayanan yang jauh lebih agung, karena Ia menjadi Pengantara dari perjanjian yang lebih mulia, yang didasarkan atas janji yang lebih tinggi.
7 Sebab, sekiranya perjanjian yang pertama itu tidak bercacat, tidak akan dicari lagi tempat untuk yang kedua.
8 Sebab Ia menegor mereka ketika Ia berkata: "Sesungguhnya, akan datang waktunya," demikianlah firman Tuhan, "Aku akan mengadakan perjanjian baru dengan kaum Israel dan dengan kaum Yehuda,
9 bukan seperti perjanjian yang telah Kuadakan dengan nenek moyang mereka, pada waktu Aku memegang tangan mereka untuk membawa mereka keluar dari tanah Mesir. Sebab mereka tidak setia kepada perjanjian-Ku, dan Aku menolak mereka," demikian firman Tuhan.
10 "Maka inilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu," demikianlah firman Tuhan. "Aku akan menaruh hukum-Ku dalam akal budi mereka dan menuliskannya dalam hati mereka, maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku.
11 Dan mereka tidak akan mengajar lagi sesama warganya, atau sesama saudaranya dengan mengatakan: Kenallah Tuhan! Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku.
12 Sebab Aku akan menaruh belas kasihan terhadap kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa-dosa mereka."
13 Oleh karena Ia berkata-kata tentang perjanjian yang baru, Ia menyatakan yang pertama sebagai perjanjian yang telah menjadi tua. Dan apa yang telah menjadi tua dan usang, telah dekat kepada kemusnahannya.
Injil: Markus 3:13-19
13 Kemudian naiklah Yesus ke atas bukit. Ia memanggil orang-orang yang dikehendaki-Nya dan mereka pun datang kepada-Nya.
14 Ia menetapkan dua belas orang untuk menyertai Dia dan untuk diutus-Nya memberitakan Injil
15 dan diberi-Nya kuasa untuk mengusir setan.
16 Kedua belas orang yang ditetapkan-Nya itu ialah: Simon, yang diberi-Nya nama Petrus,
17 Yakobus anak Zebedeus, dan Yohanes saudara Yakobus, yang keduanya diberi-Nya nama Boanerges, yang berarti anak-anak guruh,
18 selanjutnya Andreas, Filipus, Bartolomeus, Matius, Tomas, Yakobus anak Alfeus, Tadeus, Simon orang Zelot,
19 dan Yudas Iskariot, yang mengkhianati Dia.
13 Kemudian naiklah Yesus ke atas bukit. Ia memanggil orang-orang yang dikehendaki-Nya dan mereka pun datang kepada-Nya.
14 Ia menetapkan dua belas orang untuk menyertai Dia dan untuk diutus-Nya memberitakan Injil
15 dan diberi-Nya kuasa untuk mengusir setan.
16 Kedua belas orang yang ditetapkan-Nya itu ialah: Simon, yang diberi-Nya nama Petrus,
17 Yakobus anak Zebedeus, dan Yohanes saudara Yakobus, yang keduanya diberi-Nya nama Boanerges, yang berarti anak-anak guruh,
18 selanjutnya Andreas, Filipus, Bartolomeus, Matius, Tomas, Yakobus anak Alfeus, Tadeus, Simon orang Zelot,
19 dan Yudas Iskariot, yang mengkhianati Dia.
RENUNGAN
Hey guys, salam hangat dari kota Manila, Filipina. Sekarang saya tengah mengikuti sejumlah sessi serta retreat di kota ini untuk menyegarkan kembali hidup rohaniku sekaligus mendalami panggilanku sebagai seorang frater, calon imam Gereja Katolik. Oleh sebab itu secara pribadi saya merasa bahwa Injil hari ini sangat menyentuh bagiku, karena memberikan suatu gambaran berbeda tentang bagaimana sesungguhnya Tuhan memanggil kita untuk menjadi pengikut-pengikut-Nya.
Teman-temanku yang baik, pernahkah kamu merasa jatuh cinta kepada Tuhan Yesus?
Bagi kita, anak-anak muda yang hidup di zaman ini, pertanyaan tadi mungkin kedengaran lucu dan aneh. Sebab pada kenyataannya, kita memang lebih mudah untuk jatuh cinta dengan apa atau siapa yang bisa kita lihat dengan mata. Buktinya, hati kita lebih mudah tergerak ketika melihat seorang pemuda tampan, gadis yang menawan, ataupun pengemis yang kondisinya memprihatinkan. Namun untuk jatuh cinta kepada Tuhan Yesus nampaknya itu lebih sulit untuk kita rasakan, karena kita berpikir bahwa Tuhan Yesus itu jauh di surga sana. Dia tidak lagi tinggal di dunia bersama kita, sehingga kita tidak lagi bisa melihat dan mengalami kehadiran-Nya. Makanya jangan heran, ketika kita berdoa seringkali kita ini jadi seperti robot yang melontarkan kata-kata secara otomatis, itu-itu saja, tanpa konsentrasi dan bahkan hati kita pun tidak tergerak sama sekali oleh doa kita. Semua itu kiranya terjadi karena suatu alasan, yaitu: meskipun di bibir kita mengakui bahwa kita mengasihi Tuhan, namun di hati kita seringkali tidak ada perasaan jatuh cinta kepada-Nya.
Padahal sebagaimana diceritakan dalam Injil hari ini, Tuhan Yesus memanggil orang-orang yang dikehendaki-Nya dan kemudian Dia memberi tugas untuk mewartakan Kabar Gembira serta menganugerahkan kuasa kepada mereka untuk mengusir setan. Dia menentukan pilihan-Nya tadi dengan bebas, namun selalu didasari oleh kasih dan pengenalan yang benar akan mereka yang dipilih-Nya. Itulah asal mula berdirinya kelompok yang disebut sebagai keduabelas rasul.
Guys, lewat Sakramen Baptis yang telah kita terima, sebenarnya itu merupakan salah satu cara Tuhan untuk memanggil dan memilih kita untuk menjadi pengikut-Nya, sebagaimana Dia telah memilih keduabelas rasul. Lalu mengapa Dia memanggil dan memilih kita? Alasannya sederhana, karena Dia begitu mengenal dan mengasihi diri kita. Bahkan karena Tuhan amat mencintai kita, maka setiap hari Dia mencurahkan berkat-berkat-Nya yang tak terhitung banyaknya ke atas diri kita. Dan Tuhan hanya punya satu harapan sederhana, bahwa kita pun akan menanggapi cinta yang telah diberikan-Nya itu, dengan cara melakukan apa yang menjadi kehendak-Nya, yaitu mewartakan Kabar Gembira. Oleh sebab itu amatlah mengherankan, kalau berhadapan dengan Tuhan yang sebaik ini tidak membuat kita menjadi jatuh cinta kita kepada-Nya. Itu berarti ada yang salah dengan diri kita.
Teman-teman yang baik, lewat Injil hari ini kita diajak untuk menelusuri kembali perjalanan hidup kita selama ini, khususnya untuk menemukan momen-momen di mana kita sungguh merasakan kasih Tuhan yang begitu nyata. Temukanlah peristiwa istimewa tadi, amatilah siapa saja yang terlibat di dalamnya, dan resapilah perjumpaan dengan Tuhan itu. Mudah-mudahan dengan cara ini, hati kita dapat kembali berkobar, karena kita jatuh cinta lagi kepada-Nya.
Selamat mencintai!
[Wsn]
Teman-temanku yang baik, pernahkah kamu merasa jatuh cinta kepada Tuhan Yesus?
Bagi kita, anak-anak muda yang hidup di zaman ini, pertanyaan tadi mungkin kedengaran lucu dan aneh. Sebab pada kenyataannya, kita memang lebih mudah untuk jatuh cinta dengan apa atau siapa yang bisa kita lihat dengan mata. Buktinya, hati kita lebih mudah tergerak ketika melihat seorang pemuda tampan, gadis yang menawan, ataupun pengemis yang kondisinya memprihatinkan. Namun untuk jatuh cinta kepada Tuhan Yesus nampaknya itu lebih sulit untuk kita rasakan, karena kita berpikir bahwa Tuhan Yesus itu jauh di surga sana. Dia tidak lagi tinggal di dunia bersama kita, sehingga kita tidak lagi bisa melihat dan mengalami kehadiran-Nya. Makanya jangan heran, ketika kita berdoa seringkali kita ini jadi seperti robot yang melontarkan kata-kata secara otomatis, itu-itu saja, tanpa konsentrasi dan bahkan hati kita pun tidak tergerak sama sekali oleh doa kita. Semua itu kiranya terjadi karena suatu alasan, yaitu: meskipun di bibir kita mengakui bahwa kita mengasihi Tuhan, namun di hati kita seringkali tidak ada perasaan jatuh cinta kepada-Nya.
Padahal sebagaimana diceritakan dalam Injil hari ini, Tuhan Yesus memanggil orang-orang yang dikehendaki-Nya dan kemudian Dia memberi tugas untuk mewartakan Kabar Gembira serta menganugerahkan kuasa kepada mereka untuk mengusir setan. Dia menentukan pilihan-Nya tadi dengan bebas, namun selalu didasari oleh kasih dan pengenalan yang benar akan mereka yang dipilih-Nya. Itulah asal mula berdirinya kelompok yang disebut sebagai keduabelas rasul.
Guys, lewat Sakramen Baptis yang telah kita terima, sebenarnya itu merupakan salah satu cara Tuhan untuk memanggil dan memilih kita untuk menjadi pengikut-Nya, sebagaimana Dia telah memilih keduabelas rasul. Lalu mengapa Dia memanggil dan memilih kita? Alasannya sederhana, karena Dia begitu mengenal dan mengasihi diri kita. Bahkan karena Tuhan amat mencintai kita, maka setiap hari Dia mencurahkan berkat-berkat-Nya yang tak terhitung banyaknya ke atas diri kita. Dan Tuhan hanya punya satu harapan sederhana, bahwa kita pun akan menanggapi cinta yang telah diberikan-Nya itu, dengan cara melakukan apa yang menjadi kehendak-Nya, yaitu mewartakan Kabar Gembira. Oleh sebab itu amatlah mengherankan, kalau berhadapan dengan Tuhan yang sebaik ini tidak membuat kita menjadi jatuh cinta kita kepada-Nya. Itu berarti ada yang salah dengan diri kita.
Teman-teman yang baik, lewat Injil hari ini kita diajak untuk menelusuri kembali perjalanan hidup kita selama ini, khususnya untuk menemukan momen-momen di mana kita sungguh merasakan kasih Tuhan yang begitu nyata. Temukanlah peristiwa istimewa tadi, amatilah siapa saja yang terlibat di dalamnya, dan resapilah perjumpaan dengan Tuhan itu. Mudah-mudahan dengan cara ini, hati kita dapat kembali berkobar, karena kita jatuh cinta lagi kepada-Nya.
Selamat mencintai!
[Wsn]