Jesus Our Yearning!

17 Agustus 2015

HARI RAYA KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA (P)

Bacaan I: Sir 10:1-8
1 Pemerintah yang bijak mempertahankan ketertiban pada rakyatnya, dan pemerintahan orang arif adalah teratur.
2 Seperti penguasa bangsa demikianpun para pegawainya, dan seperti pemerintah kota demikian pula semua penduduknya.
3 Raja yang tidak terdidik membinasakan rakyatnya, tetapi sebuah kota sejahtera berkat kearifan para pembesarnya.
4 Di dalam tangan Tuhan terletak kuasa atas bumi, dan pada waktunya Ia mengangkat orang yang serasi atasnya.
5 Di dalam tangan Tuhanlah terletak kemujuran seorang manusia, dan kepada para pejabat dikaruniakan oleh-Nya martabatnya.
6 Hendaklah engkau tidak pernah menaruh benci kepada sesamamu apapun juga kesalahannya, dan jangan berbuat apa-apa terpengaruh oleh nafsu.
7 Kecongkakan dibenci oleh Tuhan maupun oleh manusia, dan bagi kedua-duanya kelaliman adalah salah.
8 Pemerintahan beralih dari bangsa yang satu kepada bangsa yang lain akibat kelaliman, kekerasan dan uang.

Mazmur 101:1a.2ac.3a.6-7 | R: Gal 5:13

R Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih.

* 1a Aku hendak menyanyikan kasih setia dan hukum, ya TUHAN.

* 2ac Aku hendak memperhatikan hidup yang tidak bercela: Aku hendak hidup dalam ketulusan hatiku di dalam rumahku.

* 3a Tiada kutaruh di depan mataku perkara dursila.

* 6 Mataku tertuju kepada orang-orang yang setiawan di negeri, supaya mereka diam bersama-sama dengan aku. Orang yang hidup dengan cara yang tak bercela, akan melayani aku. 7 Orang yang melakukan tipu daya tidak akan diam di dalam rumahku, orang yang berbicara dusta tidak akan tegak di depan mataku.

Bacaan II: 1Ptr 2:13-17
13 Tunduklah, karena Allah, kepada semua lembaga manusia, baik kepada raja sebagai pemegang kekuasaan yang tertinggi,
14 maupun kepada wali-wali yang diutusnya untuk menghukum orang-orang yang berbuat jahat dan menghormati orang-orang yang berbuat baik.
15 Sebab inilah kehendak Allah, yaitu supaya dengan berbuat baik kamu membungkamkan kepicikan orang-orang yang bodoh.
16 Hiduplah sebagai orang merdeka dan bukan seperti mereka yang menyalahgunakan kemerdekaan itu untuk menyelubungi kejahatan-kejahatan mereka, tetapi hiduplah sebagai hamba Allah.
17 Hormatilah semua orang, kasihilah saudara-saudaramu, takutlah akan Allah, hormatilah raja!

Injil: Mat 22:15-21
15 Kemudian pergilah orang-orang Farisi; mereka berunding bagaimana mereka dapat menjerat Yesus dengan suatu pertanyaan.
16 Mereka menyuruh murid-murid mereka bersama-sama orang-orang Herodian bertanya kepada-Nya: "Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur dan dengan jujur mengajar jalan Allah dan Engkau tidak takut kepada siapa pun juga, sebab Engkau tidak mencari muka.
17 Katakanlah kepada kami pendapat-Mu: Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?"
18 Tetapi Yesus mengetahui kejahatan hati mereka itu lalu berkata: "Mengapa kamu mencobai Aku, hai orang-orang munafik?
19 Tunjukkanlah kepada-Ku mata uang untuk pajak itu." Mereka membawa suatu dinar kepada-Nya.
20 Maka Ia bertanya kepada mereka: "Gambar dan tulisan siapakah ini?"
21 Jawab mereka: "Gambar dan tulisan Kaisar." Lalu kata Yesus kepada mereka: "Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah."

Renungan
"Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah."
Mat 22:21
Dalam buku Paulo Coelho yang berjudul The Winner Stands Alone, diceritakan bahwa pemeran utama prianya membunuh mantan istrinya. Rencana pembunuhan dipersiapkan dengan sangat matang. Tanpa ragu, sang pembunuh pun berdoa kepada Bunda Maria. Ia selalu merasa bahwa 'menyakiti orang lain' adalah pesan yang disampaikan oleh Sang Ilahi. Beberapa kali muncul dalam pikirannya bahwa hal yang ia lakukan adalah salah, namun ketika muncul rasa takut dalam dirinya, ia mencari alasan-alasan lain. Ia memperkuat motifnya. Ia mencari pembenaran.
Teman-teman yang terkasih, mari merenungkan hidup kita hari ini. Selama ini apa yang lebih sering kita cari dalam hidup? Apa yang berusaha kita temukan ketika dalam masalah? Kebenaran kah? Atau pembenaran? Kedua hal ini mirip memang, tetapi sangat berbeda.
Dalam bacaan Injil hari ini, dikatakan bahwa Yesus dicobai. Orang Farisi berusaha menjerat Yesus. Melalui pertanyaan: "Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?" mereka berusaha mencari pembenaran. Pembenaran akan hal tidak terpuji seperti tidak membayar pajak yang mungkin saja mereka lakukan saat itu. Bila dicerminkan pada kehidupan manusia sekarang, pertanyaan tersebut pun masih seringkali digunakan untuk mencari pembenaran. Banyak kalangan masyarakat yang karena keserakahannya tidak membayar pajak.
"Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah." Ada kata wajib dalam kalimat yang disampaikan Yesus itu. Di hari kemerdekaan Indonesia yang ke-70 ini, kita diajak untuk melaksanakan segala kewajiban kita sebagai warga negara dan warga gereja. Kemerderkaan digunakan untuk melayani sesama dengan kasih, bukan untuk berbuat dosa. Dengan berlandaskan kasih, niscaya masyarakat Indonesia dapat hidup dalam damai.
Selamat Hari Kemerdekaan RI yang ke-70! Semoga kita bisa menjadi masyarakat Indonesia, masyarakat dunia, dan masyarakat Kerajaan Sorga yang penuh cinta kasih.
Semoga demikian. Amin
(LJB)