Jesus Our Yearning!

3 Agustus 2015

Hari biasa (H)

Bacaan I: Bil 11:4b-15
4b Orang Israel pun menangislah pula serta berkata: "Siapakah yang akan memberi kita makan daging?
5 Kita teringat kepada ikan yang kita makan di Mesir dengan tidak bayar apa-apa, kepada mentimun dan semangka, bawang prei, bawang merah dan bawang putih.
6 Tetapi sekarang kita kurus kering, tidak ada sesuatu apa pun, kecuali manna ini saja yang kita lihat."
7 Adapun manna itu seperti ketumbar dan kelihatannya seperti damar bedolah.
8 Bangsa itu berlari kian ke mari untuk memungutnya, lalu menggilingnya dengan batu kilangan atau menumbuknya dalam lumpang. Mereka memasaknya dalam periuk dan membuatnya menjadi roti bundar; rasanya seperti rasa panganan yang digoreng.
9 Dan apabila embun turun di tempat perkemahan pada waktu malam, maka turunlah juga manna di situ.
10 Ketika Musa mendengar bangsa itu, yaitu orang-orang dari setiap kaum, menangis di depan pintu kemahnya, bangkitlah murka TUHAN dengan sangat, dan hal itu dipandang jahat oleh Musa.
11 Lalu berkatalah Musa kepada TUHAN: "Mengapa Kauperlakukan hamba-Mu ini dengan buruk dan mengapa aku tidak mendapat kasih karunia di mata-Mu, sehingga Engkau membebankan kepadaku tanggung jawab atas seluruh bangsa ini?
12 Akukah yang mengandung seluruh bangsa ini atau akukah yang melahirkannya, sehingga Engkau berkata kepadaku: Pangkulah dia seperti pak pengasuh memangku anak yang menyusu, berjalan ke tanah yang Kaujanjikan dengan bersumpah kepada nenek moyangnya?
13 Dari manakah aku mengambil daging untuk diberikan kepada seluruh bangsa ini? Sebab mereka menangis kepadaku dengan berkata: Berilah kami daging untuk dimakan.
14 Aku seorang diri tidak dapat memikul tanggung jawab atas seluruh bangsa ini, sebab terlalu berat bagiku.
15 Jika Engkau berlaku demikian kepadaku, sebaiknya Engkau membunuh aku saja, jika aku mendapat kasih karunia di mata-Mu, supaya aku tidak harus melihat celakaku."

Mazmur 81:12-13.14-15.16-17 | R: 2a

R Bersorak-sorailah bagi Allah, kekuatan kita

* 12 Tetapi umat-Ku tidak mendengarkan suara-Ku, dan Israel tidak suka kepada-Ku. 13 Sebab itu Aku membiarkan dia dalam kedegilan hatinya; biarlah mereka berjalan mengikuti rencananya sendiri!

* 14 Sekiranya umat-Ku mendengarkan Aku! Sekiranya Israel hidup menurut jalan yang Kutunjukkan! 15 Seketika itu juga musuh mereka Aku tundukkan, dan terhadap para lawan mereka Aku balikkan tangan-Ku.

* 16 Orang-orang yang membenci TUHAN akan tunduk menjilat kepada-Nya, dan itulah nasib mereka untuk selama-lamanya. 17 Tetapi umat-Ku akan Kuberi makan gandum yang terbaik dan dengan madu dari gunung batu Aku akan mengenyangkannya."

Injil: Mat 14:13-21
13 Setelah Yesus mendengar berita itu menyingkirlah Ia dari situ, dan hendak mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang sunyi. Tetapi orang banyak mendengarnya dan mengikuti Dia dengan mengambil jalan darat dari kota-kota mereka.
14 Ketika Yesus mendarat, Ia melihat orang banyak yang besar jumlahnya, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka dan Ia menyembuhkan mereka yang sakit.
15 Menjelang malam, murid-murid-Nya datang kepada-Nya dan berkata: "Tempat ini sunyi dan hari sudah mulai malam. Suruhlah orang banyak itu pergi supaya mereka dapat membeli makanan di desa-desa."
16 Tetapi Yesus berkata kepada mereka: "Tidak perlu mereka pergi, kamu harus memberi mereka makan."
17 Jawab mereka: "Yang ada pada kami di sini hanya lima roti dan dua ikan."
18 Yesus berkata: "Bawalah ke mari kepada-Ku."
19 Lalu disuruh-Nya orang banyak itu duduk di rumput. Dan setelah diambil-Nya lima roti dan dua ikan itu, Yesus menengadah ke langit dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, lalu murid-murid-Nya membagi-bagikannya kepada orang banyak.
20 Dan mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa, dua belas bakul penuh.
21 Yang ikut makan kira-kira lima ribu laki-laki, tidak termasuk perempuan dan anak-anak.

Renungan 
Aku seorang diri tidak dapat memikul tanggung jawab atas seluruh bangsa ini, sebab terlalu berat bagiku.
Bil 11:14
Di bangku sekolah maupun kuliah, seringkali kita tergabung dalam sebuah tim kecil untuk mengerjakan tugas kelompok. Untuk pelajaran yang bidangnya tidak kuasai, mungkin kita merasa senang dan beruntung lantaran tugas tersebut dikerjakan secara berkelompok. Bebannya tak perlu kita rasakan sendiri. Kebahagiaan berlipat ganda ketika salah seorang anggota tim kita adalah 'master' untuk bidang tersebut. Rasanya seperti ketiban rejeki super banyak. Kita menjadikan teman kita tersebut sebagai tumpuan harapan.
Situasi menjadi berbeda ketika tugasnya berkaitan dengan bidang yang sangat kita kuasai. Kondisi diperburuk ketika kita ternyata tergabung dalam kelompok yang anggotanya sangat minim kemampuan dan pengetahuan tentang hal tersebut. Kita merasa sial. Bisa jadi kita berpikir, "lebih baik dikerjakan seorang diri." Rasanya kerja kelompok yang harusnya mempermudah pekerjaan menjadi lebih rumit karena anggota lain yang tidak membantu apa-apa. Sialnya kuadrat.
Pada situasi yang kedua, kita adalah pihak yang dijadikan tumpuan harapan tim. Nilai dan status kelulusan mereka seakan-akan berada di tangan kita. Jika keadaannya sudah begitu, stress tidak? Sebagai remaja yang pernah merasakan itu, jawaban saya adalah "iyalah, bikin ribet saja."
Seringkali saya berniat untuk masa bodoh dengan kerja tim itu. Saya bertanya pada diri sendiri, kenapa saya harus repot-repot mengurusi nilai mereka? Kenapa semuanya hanya saya yang bekerja? Kenapa saya harus memperhatikan status kelulusan mereka? Saya merasa menjadi satu-satunya pihak yang mencari solusi. Saya terbebani. Mereka semua berharap pada saya, lalu saya berharap ke siapa?
Kawan-kawan, beban yang serupa pernah pula dirasakan Musa. Dalam bacaan pertama hari ini, kita bisa melihat jelas 'beratnya beban' yang dipinggul Musa. Bahkan, Ia sempat meminta Tuhan untuk membunuhnya saja. Ia merasa tak sanggup.
Pertanyaan yang sangat menarik hari ini adalah ketika banyak orang yang berharap pada kita, sehingga kita merasa tanggungjawab yang kita pikul sangat besar, kepada siapa kita bisa bersandar? Ke mana kita boleh berlari, mengadu dan berharap pula? Kepada siapa kita bisa beroleh kelegaan dan kekuatan?
Jawabannya tersirat dalam bacaan injil hari ini. Untuk mengatasi hal-hal yang terlihat mustahil, para murid menghampiri Yesus dan mengadu pada-Nya. Selanjutnya Kuasa-Nya lah yang bekerja. Menyelesaikan segala sesuatu yang terlihat tidak mungkin.
Begitulah kita semestinya bekerja.
Ungkapkanlah keluh kesah-Mu kepada-Nya. Ketika orang-orang berharap kepadamu, serahkanlah harapanmu ke dalam tangan-Nya. Biarkan Ia yang bekerja atasmu dan orang-orang di sekitarmu. Niscaya semuanya akan terjadi lebih indah dari yang bisa kau pikirkan.
Selamat hari Senin! Bekerjalah demi kemuliaan nama-Nya!
(LJB)